ChandrabhanuChandrabhanu Sri Dharmaraja adalah seorang raja bangsa Melayu (Sinhala: Javaka, 'bangsa Asia Tenggara') yang beragama Buddha yang berasal dari Kerajaan Tambralingga di Ligor, yang berada di Semenanjung Malaya.[1][2] Menurut kronik Sri Lanka Mahawamsa, Chandrabhanu dua kali menyerang Sri Lanka; yang pertama tahun 1247,[3][4] yaitu pada tahun ke-11 masa pemerintahan Raja Parakramabahu II dari Kerajaan Jaffna.[2] Pasukannya mendarat di beberapa tempat, dan berperang dengan menggunakan panah beracun.[2][3] Virabahu, kemenakan raja Parakramabahu, dengan pasukan Sinhala berhasil memukul mundur serangan tersebut (Mahawansha, 83: 36-48), namun pasukan Javaka berhasil tetap menguasai daerah Padi Kurundi (Mahawamsa, 88: 64-66).[2] Selain itu menurut kronik Pujawaliya, daerah Monamuthu dan Gona di pantai barat laut Sri Lanka juga dikuasainya. Demikian pula daerah Chawakachcheri dan Jawaka Kotte di bagian utara Sri Lanka kemungkinan ditaklukkan juga sebelum serangan kedua.[2] Pada tahun 1258, Jatavarman Sundara Pandyan dari Kerajaan Pandya dari India selatan mulai menyerang Sri Lanka, dilanjutkan oleh saudaranya Jatavarman Vira Pandyan pada tahun 1263, yang berhasil mengalahkan pasukan gabungan dari anak Chandrabhanu dan dua pangeran Sinhala.[3][4] Akibatnya ialah anak Chandrabhanu dan kerajaan-kerajaan Sinhala mengakui sebagai vasal dari Kerajaan Pandya.[4] Chandrabhanu kembali menyerang ibukota Jaffna di Yapahuwa pada tahun 1270,[3] untuk menuntut Thrisinhalaya (tahta tiga kerajaan Sri Lanka), Dantha Dathuwa (relik gigi Sang Buddha), dan Pathra Dathuwa (relik wadah Sang Buddha),[4] karena ingin mengangkat derajat Tambralingga dan wangsanya sebagai penganut Buddhisme Theravada, terhadap tetangganya Kerajaan Sukhothai.[2][5][6] Ia berhasil dikalahkan secara telak oleh pasukan Pandya, dan Tambralingga dua puluh tahun kemudian takluk kepada bangsa Thai.[3][4][5] Lihat pulaReferensi
|