Centrosema pubescensWikispecies mempunyai informasi mengenai Centrosema pubescens.
Centrosema pubescens adalah spesies tumbuhan berbunga dari suku polong-polongan.[3][4][5] Tumbuhan ini dapat tumbuh secara liar ataupun budidaya, dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat ataupun pakan ternak.[6] Terna tahunan (perennial) yang akan berkayu ketika usianya lebih dari 18 bulan. Daun bercabang tiga; tiap anak daun berbentuk elips, bulat telur-memanjang atau bulat telur-lanset, panjang 1–7 cm dan lebar 0.5-4.5 cm, dasar daun membulat, ujung daun meruncing tajam, daun berwarna hijau tua, berambut; panjang tangkai daun 5.5 cm.[4] Bunga dapat melakukan fertilisasi sendiri walau belum mekar (cleistogamous), besar, muncul dari tandan aksiler, tiap tandan mendukung 3 - 5 bunga, terdapat 2 daun tangkai; daun kelopak berbentuk lonceng, berukuran 1.5–3 mm. Buah kering polong, panjang 4–17 cm dan lebar 6–7 mm, pipih, ujung buah meruncing, mengandung hingga 20 biji. Biji berbentuk kecil memanjang, berukuran panjang 4–5 mm dan lebar 3–4 mm x 2 mm, berwarna coklat kehitaman.[4] PenyebaranTanaman ini berasal dari Amerika Tengah dan Selatan. Tanaman ini merupakan salah satu dari jenis legum yang paling luas penyebarannya di kawasan tropis lembap. Centrosema diintroduksi ke kawasan Asia Tenggara dari kawasan tropis Amerika di abad ke 19 atau lebih awal. Saat ini telah dapt tumbuh alami di dataran-dataran rendah di Jawa.[4] HabitatCentro dibudidayakan di daerah tropis-lembap dengan ketinggian 600–900 m. Tumbuhan ini memerlukan curah hujan tahunan sebesar 1500 mm atau lebih, tetapi juga toleran terhadap curah hujan yang lebih rendah, seperti Centro yang tumbuh pada ladang-ladang rumput di Afrika hanya mengalami curah hujan sebesar 800 mm. Centro tetap dapat tumbuh ketika tempat tumbuhnya tergenang air dan akan bertahan di musim kering yang berlangsung sekitar 3 - 4 bulan, namun tidak untuk masa kekeringan yang lebih panjang.[4] Centro tidak dapat tumbuh pada daerah bersuhu rendah. Pertumbuhannya akan menurun ketika suhu turun di bawah 20 °C dan pertumbuhannya akan menjadi buruk bila suhu turun di bawah 15 °C. Pada kondisi kebekuan yang terjadi bila suhu mencapai ± 3 °C akan menyebabkan daun mati, tetapi tumbuhan ini dapat tumbuh kembali pada titik-titik tumbuh terlindung dekat tanah.[4] Centro merupakan salah satu tanaman polong-polongan yang toleran terhadap naungan dan dapat tetap tumbuh di bawah naungan sebesar 80%. Tumbuhan ini akan tumbuh pada beragam tipe tanah, yaitu dari tanah pasir berhumus hingga tanah liat. Pertumbuhan optimum dapat tercapai bila ditanam pada tanah dengan keasaman relatif, kecukupan aluminium dapat larut (extractable aluminium) yang kurang dari 0.2 meq per 100 g tanah. Kisaran pH yang dapat ditoleransi adalah 4.5-8.0, tetapi kisaran pH optimum yang dapat mendukung pertumbuhan nodul adalah 5.5-6.0. Meskipun centro cukup toleran pada kadar Mn di tanah yang tinggi, tetapi ada keterkaitan antara keracunan Mn dengan tingkat pH rendah pada tanah-tanah asam, maka hal ini dapat diperbaiki dengan memperhatikan batasan kadar Mn dan pH tanah.[4] Centro dapat tumbuh dengan baik bersama-sama spesies tumbuhan lain di padang-padang rumput atau sebagai penutup tanah pada areal tanaman-tanaman pertanian. Pada daerah tropis lembap, tanaman polong-polongan yang dipilih untuk ditanam baik di tanah-tanah subur maupun kurang subur telah memanfaatkan jasa centro. Tanah yang kekurangan mineral dapat dipulihkan dengan menginokulasikan benih-benih dengan Bradyrhizobium, dan centro akan menunjukkan pertumbuhan dan produksi yang baik untuk tumbuh di semua tipe tanah.[4] ManfaatSejak tahun 1950, tanaman ini telah ditanam sebagai tumbuhan yang cepat menutupi tanah dan untuk pakan ternak di kawasan Asia Tenggara, Kepulauan Pasifik, daerah tropis Australia dan pada daerah tropis lembap. Tumbuhan pioner ini telah berhasil melindungi tanah bekas laharan dari pengaruh hujan dan aliran permukaan, serta banyak memproduksi biomassa dan sumber pupuk organik untuk memperkuat agregat tanah dan menyimpan ketersediaan air. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman yang digunakan untuk mereklamasi lahan kritis bekas letusan gunung berapi di Gunung Merapi Jawa Tengah.[4] KandunganTerdapat beberapa senyawa yang terkandung dalam tanaman ini, di antaranya:[7] beta-Sitosterol, beta-D-Glucopyranosyl sitosterol, Afromosin 7-O-(2-apiosylglucoside), Afrormosin, Afrormosin 7-O-glucoside, Cajanin, Formononetin, Glycitein, Irisolidone 7-O-beta-D-glucoside, Malvidin, Myoinositol, Pubescidin, Sitosterol, Stigmasterol.[7] Galeri
Referensi
Lihat pula
|