Catatan Akhir Sekolah
Catatan Akhir Sekolah adalah film drama remaja Indonesia yang dirilis pada tahun 2005. Film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo ini dibintangi oleh Vino G. Bastian, Ramon Y. Tungka, Marcel Chandrawinata, Joanna Alexandra dan Christian Sugiono. PlotAgni (Ramon Y. Tungka) adalah seorang siswa SMA yang bergabung dalam klub film sekolah, tetapi film buatannya selalu ditolak oleh anggota klub yang lain. Alde (Marcel Chandrawinata) adalah seorang siswa SMA sekaligus sahabat Agni yang kaya dan aktif di ekskul band hingga banyak siswi tergila-gila padanya. Arian (Vino G. Bastian) adalah seorang siswa yang bergabung dalam ekskul mading, tetapi ia hanya menjabat sebagai pemegang kunci mading. Sepulang sekolah, mereka pergi ke mal untuk bersantai sambil melihat para gadis cantik. Saat mereka bersantai, Alde memberitahu mereka akan kenangan persahabatan mereka bertiga sejak kelas 1 SMA, termasuk saat mereka memasuki masa orientasi sekolah. Saat mereka makan di kaki lima, mereka berdiskusi tentang kenangan yang selalu diingat tentang sekolah sepanjang masa. Agni ingin membuat film dokumentasi musikal yang keren, sementara Arian ingin membuat buku tahunan sekolah yang eksklusif dan berbeda dari tahun sebelumnya. Keesokan harinya di sekolah, seorang gadis masuk ke setiap kelas untuk memberikan undangan rapat kepada beberapa siswa, termasuk Alde, tetapi Arian dan Agni sangat kesal karena mereka berdua tidak diundang ke acara rapat pentas seni sekolah yang diselenggarakan pada malam hari. Saat mereka bertiga membicarakan hal itu di kantin sekolah, seorang gadis bernama Alina (Joanna Alexandra) muncul di hadapan Agni dan sedang membeli jajan. Di tempat lain, rapat acara sekolah malam hari dimulai dan diketahui bahwa rapat itu diketuai oleh Ray (Christian Sugiono), seorang siswa SMA yang populer sekaligus kekasih Alina. Ray melihat Alde yang tidak tertarik dan segera meninggalkannya. Saat Agni dan Arian istirahat di halaman sekolah, Agni melihat Alina di tangga sekolah dan menaruh hati padanya, tetapi Ray muncul dan memanggil Alina setelah rapat. Mereka berdua melihat bahwa Ray sangat kasar terhadap Alina hingga Agni kesal, sementara Alde segera latihan setelah ia diperingatkan oleh rekan band-nya karena sering terlambat. Sepulang sekolah, mereka bertiga bermain di rumah Alde, meskipun Agni masih sangat kesal karena hubungan Ray dengan Alina. Di rumah Alde, Agni memiliki ide untuk membuat film dokumenter sekolah agar dikenang oleh seluruh temannya dan gurunya, tetapi ia justru menonton film porno sebagai referensi film dokumenter sekolah bersama Arian dan Alde hingga ibu Alde (Henidar Amroe), yang baru pulang kerja, langsung memperingatkan Alde dan dua sahabatnya itu. Keesokan harinya di sekolah, Arian, Agni dan Alde membahas rencana untuk membuat film dokumenter sekolah itu dari pagi hingga mereka pulang ke rumah Alde. Sehari kemudian, ketika mereka merekam di dekat kamar mandi, mereka ditangkap oleh satpam dan dibawa ke ruangan kepala sekolah mereka, Pak Boris (Joshua Pandelaki). Pak Boris menyita kamera mereka, tetapi sebelum disita, Agni sengaja menyalakan kamera itu untuk merekam aktivitas Pak Boris di ruangannya. Ketika mereka bersantai di kantin, geng perempuan yang beranggotakan Dian (Eva Anindita), Sari (Fairus Faisal) dan Tita (Laura Heimbach) datang mengagumi Alde dan geng itu mengetahui bahwa Alde, Arian dan Agni membuat film sehingga Agni menyetujui geng itu berpartisipasi dalam film-nya tanpa dibayar. Di koridor sekolah, sahabat Alina yang bernama Ranti (Nadia Rachel) melihat lengan Alina yang memar karena genggaman kasar Ray dan membandingkan Ray dengan Agni, tetapi Alina bersikeras bahwa ia masih setia dengan Ray. Saat itu juga, Ray memanggil Alina dengan kasar. Alde melihat Ranti dan menaruh hati padanya yang selalu mendampingi ayahnya berjualan siomay di kantin sekolah dan hal itu diketahui oleh Arian hingga Arian mengajari Alde cara menyatakan cinta kepada Ranti dengan lagu sepulang sekolah. Sementara itu, beberapa siswa yang telah mengajukan proposal teater dan pecinta alam diabaikan oleh Pak Boris. Keesokan harinya, Dian, Sari dan Tita berhasil mengambil kamera yang disita oleh Pak Boris dan menyerahkannya kepada Agni. Setelah itu, Agni dan dua sahabatnya mulai merekam para siswa yang merokok, minum minuman keras dan membolos, tetapi mereka bertiga mengabaikan geng perempuan itu hingga Sari mengancam akan melaporkannya ke Pak Boris sehingga Agni terpaksa melibatkan geng itu dalam film-nya. Sehari kemudian, salah satu guru yang bernama Pak Dodi (Mediantoro) melihat Pak Boris mendiskriminasi para siswa saat sidak pakaian sesuai peraturan sekolah, sementara di kelas, Alde menyebarkan brosur undangan ke halte yang dibuat oleh Arian, sementara Agni dan Arian diam-diam merekam para siswa yang menyontek dan tidur selama pelajaran. Saat istirahat, Agni diam-diam merekam Alina dan Ray, lalu ia pergi ke kantin untuk makan siang bersama Alde dan Arian, tetapi Ray dan teman-temannya tiba-tiba datang di kantin untuk membahas rapat acara pentas seni sekolah dan menyindir mereka bertiga hingga mereka menatap sinis Ray dan gengnya. Sepulang sekolah, Arian, Agni dan Alde menyadari bahwa tidak ada satupun yang siswa yang datang ke halte karena isi brosur yang disebarkan oleh Alde tidak jelas. Agni kemudian sangat kesal dan berseteru dengan Arian yang membuat brosur hingga Agni meninggalkan Arian dan Alde. Saat rapat sekolah, Pak Dodi mengkritisi anggaran infrastruktur sekolah yang terlalu besar, tetapi Pak Boris tidak menghiraukannya dengan alasan ia berhak menentukan kebutuhan sekolah beserta anggaran itu sebagai kepala sekolah. Di tangga, Agni diam-diam merekam perseteruan Alina dengan Ray hingga Ray menampar pipi Alina. Agni datang dan menghibur Alina yang sedih, lalu Agni mengajak Alina makan bersama di kantin dan jalan-jalan ke mal. Agni kemudian mengantar Alina pulang sampai larut malam hingga ia melupakan Alde dan Arian yang menunggunya terlalu lama. Di sekolah, Arian berseteru lagi dengan Agni hingga Agni mundur dari pembuatan film itu serta menyerahkan semua kamera dan rekamannya kepada Arian sebagai tanda persahabatan mereka berakhir. Sejak itu, mereka bertiga menjalani aktivitas masing-masing. Arian mengembalikan kunci mading kepada ketua ekskul mading dan bergabung dengan tim panitia pentas seni sekolah. Alde kembali fokus dengan dengan band-nya, tetapi mereka meninggalkan Alde karena mereka telah bosan dengan alasan keterlambatan Alde hingga Alde melanjutkan rekaman di sekolah. Saat Alde merekam preman yang memeras para siswa di jalan sepulang sekolah, ia langsung dihajar oleh preman itu hingga kameranya rusak. Agni, yang memiliki janji bertemu dengan Alina di toko DVD, menunggunya sampai tengah malam karena Alina memilih pergi bersama Ray, yang meminta maaf atas perilaku kasarnya hingga Agni kesal dan marah. Agni kemudian dihubungi oleh Alde dan mengetahui bahwa Alde mengalami patah lengan karena dihajar sehingga beberapa siswa dan warga sekitar menolongnya dan mengantarnya pulang ke rumah. Agni dan Arian berseteru lagi hingga Alde melerai mereka berdua dengan menunjukkan keburukan mereka berdua. Agni dan Arian akhirnya berdamai dan mulai bekerja serius untuk mengulang semuanya dari awal. Keesokan harinya, Alde, Agni dan Arian datang ke sekolah dengan suasana yang baru dan bekerja sama dengan tiga siswa yang sempat diperas oleh preman di jalan untuk merekam kembali segala aktivitas para siswa selama pelajaran maupun istirahat di sekolah. Tiga siswa itu bersedia berpartisipasi dan mereka diam-diam mulai merekam para siswa yang tidur di kelas, menyomtek, membolos, merokok dan minum minuman keras. Agni, Arian dan Alde juga mewawancarai geng perempuan pengagum Alde, siswa cerdas, siswa yang rajin sholat dan siswa yang berprestasi di bidang olahraga serta guru favorit mereka, Bu Nia (Lia Candrasari). Setelah mereka selesai merekam, tiba-tiba, mereka menemukan salah satu siswa yang bernama Bram tak sadarkan diri dan hingga mereka segera membawanya ke rumah sakit. Bram akhirnya sadar dan mereka bertiga meminta izin dan memiliki kesempatan untuk mewawancarainya. Di rumah Alde, Alde dan Agni menyeleksi rekaman yang mereka dapatkan, sementara Arian mengatur acara pentas seni sekolah bersama tim barunya. Saat Arian tiba di rumah Alde, Agni menunjukkan video Pak Boris yang mendapatkan sejumlah uang dari seorang donatur demi dirinya sendiri. Meskipun Alde dan Arian tidak menyetujuinya, pembuatan film dokumenter sekolah harus berjalan dengan syarat video Pak Boris itu diserahkan kepada Pak Dodi. Malam harinya, Alde, Agni dan Arian bersiap-siap berangkat ke acara pentas seni sekolah dengan membawa CD hasil karya mereka bertiga. Menjelang acara di sekolah, Agni masih kesal dengan Alina yang mengingkari janjinya hingga Alina merasa bersalah, sementara Alde diam-diam memperhatikan Ranti. Saat acara dimulai, sang pembawa acara memanggil Alde, Agni dan Arian ke atas panggung. Meskipun beberapa siswa menghujat mereka bertiga, termasuk Ray, mereka bertiga tetap mempersembahkan film dokumenter karya mereka di hadapan para siswa dan guru. Selama pemutaran film itu, ada beberapa siswa yang salah tingkah, termenung dan senang menontonnya. Setelah film itu berakhir, mereka bertepuk tangan, tetapi Ray segera meninggalkan pentas seni karena ia sangat malu melihat video dirinya yang menampar Alina hingga Alina mengakhiri hubungannya dengan Ray. Akan tetapi, video Pak Boris tiba-tiba muncul hingga Pak Boris sangat marah dan beberapa siswa menghujatnya, lalu Pak Dodi serta para siswa dan guru lain membawa Pak Boris serta asistennya keluar dari sekolah. Alde kemudian menyerahkan lagu ciptaannya kepada Ranti sebagai tanda pernyataan cintanya, sementara Agni menyatakan cintanya kepada Alina yang masih sedih dan sendirian hingga Arian mengganggu mereka berdua. Beberapa tahun kemudian, Pak Dodi, yang diangkat menjadi kepala sekolah baru, mengundang Agni, Arian dan Alde sebagai alumni untuk berbagi ilmu dalam membuat film dokumenter di klub film sekolah, tetapi berakhir dalam kekacauan hingga mereka bertiga kembali mengenang masa-masa mereka saat membuat film dokumenter sekolah. Pemeran
Penghargaan
Referensi
Pranala luar
|