Botolempangan, Bontoa, Maros4°54′40″S 119°35′36″E / 4.9111892°S 119.5933039°E
SejarahPenamaanNama Desa Botolempangan terdiri dari dua morfem, yaitu Boto dan Lempangan. Boto berarti gelar sebuah nama seseorang yang memiliki keahlian disebut ahli nujum yang artinya dalam bahasa Makassar tau tarrusu atau tunipakammayya kananna. Lempangan berarti nama kampung yang berasal dari bahasa Bugis, yaitu Léppangên yang berarti tempat persinggahan. Léppangên terpengaruh dengan bahasa penduduk setempat dengan bahasa Makassar menjadi kata Lémpangan. Awal pemerintahan Desa Botolempangan disebut koordinator desa di bawah wilayah pemerintahan Distrik Bontoa dipimpin oleh koordinator desa, yaitu Ismail yang bergelar sebagai galla. Desa Botolempangan dipimpin pertama kalinya dengan seorang kepala desa definitif adalah Basrah Daeng Masiga (dipilih secara musyawarah dan disepakati oleh Gallarang Salenrang sebagai kepala desa). Dan kedudukan pusat pemerintahan desa berada di Kampung Lempangan (sekarang Dusun Lempangan) dan di bawah wilayah Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros.[2] PemekaranPada tahun 1992 terjadi pemekaran wilayah kecamatan, maka Desa Botolempangan berada pada wilayah Kecamatan Maros Utara (sekarang nomenklatur Kecamatan Bontoa). Desa Botolempangan awalnya masuk dalam wilayah pemerintahan kecamatan Maros Baru, namun pada tanggal 23 Mei 1992 desa ini masuk dalam wilayah pemerintahan kecamatan Maros Utara (sekarang bernama kecamatan Bontoa) yang dimekarkan menjadi kecamatan baru. Pemekaran wilayah tersebut berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 1992 Pasal 5 Ayat 1 dan 2. Wilayah Desa Botolempangan setelah terbentuknya desa pada tahun 1965 di bawah wilayah pemerintahan Kecamatan Bantimurung terdiri dari 6 kampung, yaitu Kampung Lempangan, Kampung Salenrang, Kampung Pannambungan, Kampung Ujung Bulu, Kampung Mangemba, dan Kampung Tangaparang. Pusat pemerintahan desa berkedudukan di Kampung Lempangan. Pada tahun 1992 pemekaran Kecamatan di Kabupaten Maros, terbentuk kecamatan definitif baru, yaitu Kecamatan Maros Utara dan Desa Botolempangan berada di bawah pemerintahan Kecamatan Maros Utara. Selanjutnya terjadi pemekaran desa, Desa Botolempangan di mekarkan dengan membentuk desa definitif baru, yaitu Desa Salenrang (sejak 20 November 1989 bernama Desa Persiapan Salenrang). Adapun wilayah kampung/dusun Desa Botolempangan setelah pemekaran adalah Dusun Lempangan, Dusun Ujung Bulu, Dusun Mangemba, Dusun Tangaparang, dan Dusun Tamangesang (hasil pemekaran Dusun Tangaparang pada tahun 2000).[2] Riwayat kepala kampung/kepala dusunEstapet kepemimpinan kepala kampung atau kepala dusun wilayah Desa Botolempangan sebagai berikut:
Kondisi geografisPusat pemerintahan Desa Botolempangan berjarak 11 km dari pusat pemerintahan Kecamatan Bontoa di Panjallingan, Kelurahan Bontoa dan 12 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Maros di Kelurahan Pettuadae, Turikale. TopografiSeluruh wilayah di Desa Botolempangan yang terdiri atas lima dusun diklasifikasikan sebagai wilayah dataran rendah dengan ketinggian bervariasi antara 0–80 mdpl. Satu dusun berada pada wilayah dataran dan empat dusun berada pada wilayah punggung bukit. Wilayah Desa Botolempangan terdiri atas wilayah pegunungan, pertanian, tambak, pemukiman, dan lain-lain. Penggunaan tanah di Desa Botolempangan sebagian besar diperuntukan untuk tanah pertanian sawah dan kolam tambak ikan bandeng/udang windu sedangkan sisanya untuk tanah kering yang merupakan bangunan dan fasilitas-fasilitas lainnya.[2] OrbitrasiBeberapa lokasi pada jarak orbitrasi atau pusat pemerintahan dari Desa Botolempangan adalah sebagai berikut:
Sungai
Batas wilayahDesa Botolempangan memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Kondisi demografisEtnis dan bahasaPenduduk Desa Botolempangan dihuni oleh dua suku mayoritas, yaitu Suku Bugis dan Suku Makassar. Suku Makassar di desa ini merupakan penciri penutur Bahasa Makassar Dialek Lakiung yang masih digunakan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sementara Suku Bugis di desa ini menuturkan Bahasa Bugis Dialek Maros sebagaimana penelitian Geografi Dialek Bahasa Bugis (1985) oleh linguis Timothy Friberg dan Barbara Friberg. Mayoritas Suku Makassar menghuni wilayah Dusun Lempangan dan Dusun Ujung Bulu. Sedangkan mayoritas Suku Bugis menghuni wilayah Dusun Mangemba, Dusun Tangaparang, dan Dusun Tamangesang. Dan mayoritas penduduk Desa Botolempangan beragama Islam. Mata pencaharianKarena Desa Botolempangan merupakan desa pertanian, maka sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Mata pencaharian lainnya adalah buruh, PNS/karyawan, wiraswasta, dan TNI/Polri.[2] Jumlah pendudukDesa Botolempangan memiliki luas 12,59 km² dan penduduk berjumlah 3.683 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 292,53 jiwa/km² pada tahun 2021. Adapun rasio jenis kelamin penduduk Desa Botolempangan pada tahun tersebut adalah 97,80. Artinya, tiap 100 penduduk perempuan ada sebanyak 97 penduduk laki-laki. Berikut ini adalah data jumlah penduduk Desa Botolempangan dari tahun ke tahun:
PendidikanMasyarakat Desa Botolempangan sudah berhasil melanjutkan pendidikan sampai perguruan tinggi bahkan sudah ada yang mencapai gelar S2 dan berkiprah di pemerintahan dan akademisi yang ada di Kota Makassar. Namun demikan, masih banyak diantara masyarakat yang belum melanjutkan pendidikannya bahkan putus sekolah di semua jenjang pendidikan disebabkan karena faktor ekonomi dan sarana prasarana pendidikan yang sangat terbatas dan sarana prasarana pendukung lainnya seperti akses jalan yang masih kurang.
PemerintahanPembagian wilayah administrasiDusunDesa Botolempangan memiliki lima wilayah pembagian administrasi daerah tingkat V (lima) berupa dusun sebagai berikut:
Rukun wargaDesa Botolempangan memiliki 5 wilayah pembagian administrasi berupa rukun warga (RW) sebagai berikut:
Rukun tetanggaDesa Botolempangan memiliki 18 wilayah pembagian administrasi berupa rukun tetangga (RT) sebagai berikut:
Daftar kepala desaBerikut ini adalah daftar kepala desa di Desa Botolempangan dari masa ke masa sejak pembentukannya pada tahun 1965:
Daftar kepala dusunKepala Dusun Tamangesang
Kepala Dusun Ujung Bulu
Kepala Dusun Lempangan
Kepala Dusun Tangaparang
Kepala Dusun Mangemba
Daftar sekretaris desaBerikut ini adalah daftar sekretaris desa di Desa Botolempangan:
Perangkat desa
Fasilitas
Desa wisataDesa Botolempangan telah menjadi salah satu desa wisata dengan sajian pemandangan karst yang unik. Bernama Destinasi Wisata Karts Ujung Bulu yang terletak Dusun Ujung Bulu. Estetika keindahan alam di Destinasi Wisata Karts Ujung Bulu tak hanya menampilkan keelokan alam, namun menawarkan nilai yang kaya akan sejarah, seperti menyajikan panorama bebatuan labirin, yang terintegrasi dengan Geopark Nasional Maros-Pangkep. Panorama keindahan alam Istana Karst tidak kalah menarik jika dibandingkan dengan destinasi-destinasi wisata alam lainnya yang ada di Kabupaten Maros, perpaduan antara karst dan danau dan pepohonan yang masih hijau menandakan semua masih alami. Di kawasan istana karst masih sering dijumpai binatang endemik berupa dare' (Macaca maura), meskipun tergolong liar tapi aman bagi pengunjung. Masyarakat Desa Botolempangan masih mempertahankan budaya santun dengan pengunjung sehingga setiap pengunjung mudah berbaur dengan masyarakat. Panorama keindahan batuan karts, persawahan, tambak dan keindahan pegunungan, disertai gua-gua yang mempunyai peninggalan prasejarah, adat-istiadat di area sekitar istana karts masih kental dalam kehidupan sehari-hari.
Indeks desa membangunData informasi mengenai Indeks Desa Membangun (IDM) berperan membantu upaya pemerintah dalam memahami kondisi desa. Data yang diekspos sangat penting dalam perencanaan agar setiap tahun ada peningkatan status desa. Setiap tahun status desa diperbarui sesuai dengan capaian yang ada dalam indeks desa membangun. Tim ahli IDM yang menilai terdiri dari tenaga ahli bidang infrastruktur, pengembangan masyarakat desa, perencanaan partisipatif, dan pelayanan sosial dasar. IDM ini mengukur aspek indeks pembangunan desa, yakni ketahanan sosial, ketahanan lingkungan, dan ketahanan ekonomi. Indeks Desa Membangun meliputi kategori sangat tertinggal, tertinggal, berkembang, maju, dan mandiri. Kategori desa mandiri adalah kategori ideal yang ingin dicapai. Pada tahun 2020, prestasi Indeks Desa Membangun (IDM) dari Desa Botolempangan mendapatkan raihan nilai 0,6651 dan diklasifikasikan dengan status desa berkembang di Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros.
APBD desaTahun 2020Tahun 2022
Tempat menarik
Tempat ibadah
PendidikanDaftar sekolahSarana prasarana pendidikan terdiri dari tiga unit Taman Kanak-kanak (TK), dan tiga unit Sekolah Dasar (SD). Saat ini di Desa belum terdapat sekolah tingkat SLTP maupun SMA yang akan menjadi salah satu program prioritas pemerintah desa dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat desa. Sebagai langkah awal, saat ini pemerintah desa merintis sebuah lembaga pendidikan madrasah tingkat SLTP dimana siswa-siswi direkrut dari tamatan SD yang tidak lanjut/putus sekolah.
KesehatanSarana
KeamananFasilitas
IklimIklim Desa Botolempangan, sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Botolempangan, Kecamatan Bontoa.[2] PertanianLahan pertanian di Desa Botolempangan khususnya lahan persawahan sangat memberi potensi yang cukup besar karena memiliki luas areal persawahan 350 Ha. Jika sawah tersebut diolah dengan baik akan dapat memberiakan hasil panen sampai dua kali setahun dengan dukungan pengairan teknis maka dapat menghasilkan produksi gabah/padi yang cukup mensejahterakan rakyat.[2] PerikananBidang perikanan juga termasuk potensi yang cukup besar dengan luas tambak 190 Ha dapat menghasilkan produksi udang windu dan ikan bandeng bahkan ikan tawar lainnya. Hal ini dapat memberikan kontribusi untuk konsumsi ikan di Kota Makassar dan daerah lainnya. Udang windu merupakan komoditas ekspor yang bisa menghasilkan devisa.[2] Fasilitas
PeternakanBidang peternakan merupakan salah satu potensi yang menjanjikan untuk dikembangkan seperti peternakan sapi, kambing, ayam, dan itik karena ketersediaan lahan yang mendukung pengembangan usaha peternakan misalnya tersedianya lahan untuk pengembangbiakan sapi maupun penggemukan.[2] InfrastrukturSarana prasarana perhubunganDesa Botolempangan berada pada Jalan Raya Trans-Sulawesi (Poros Maros-Pangkep). Selain itu, ada jalan alternatif yang bisa menghubungkan antar dusun di Desa Botolempangan dan menghubungkan dengan satu kecamatan di Kabupaten Pangkep, yaitu Kecamatan Balocci. Untuk sampai ke lokasi desa ini bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan mobil atau motor dengan jarak tempuh sekitar satu setengah jam dari Kota Turikale ke arah utara perbatasan Kabupaten Pangkep. Selain itu bisa menempuhnya menggunakan jalur sungai dari Sungai Kalibone dengan menggunakan perahu Jolloro' atau katinting. Sungai Kalibone bermuara ke Selat Makassar sehingga perahu-perahu dari gugusan pulau kecil di sekitarnya dapat masuk menuju ke desa ini. Di Dusun Ujung Bulu, saat ini sedang dalam proses pengerjaan jalur kereta api Makassar–Parepare.
Riwayat bencanaDesa Botolempangan salah satu desa yang telah terdampak lama dengan krisis air bersih di Kecamatan Bontoa pada musim kemarau. Terkadang mereka membeli air bersih dalam bentuk jeriken. Pada 29 Mei 2022, masyarakat Desa Botolempangan merasa senang karena mereka telah menemukan sumber mata air yang berada di Leang Botting. Sumber mata air tersebut nantinya akan ditampung pada tempat penampungan air yang dibangun oleh pemerintah Desa Botolempangan.
Kuliner desa
Organisasi kemasyarakatan/perkumpulan
Galeri foto
Lihat pula
Referensi
Pranala luar |