BorsippaBorsippa (Sumeria: BAD.SI.(A).AB.BAKI; Akkadian: Barsip dan Til-Barsip)[1] atau Birs Nimrud (yang dikenal sebagai dengan Nimrod) adalah sebuah situs arkeologis di Kegubernuran Babil, Irak. Zigguratnya, "Menara Lidah", yang merupakan salah satu dari ziggurat yang tersisa yang paling gampang diidentifikasi, selanjutnya dikenali di kebudayaan Talmud dan Arab sebagai Menara Babel. Akan tetapi, ilmu pengetahuan modern menyimpulkan bahwa para pendiri Ziggurat ini, yang merupakan etnis Sumero-Akkadia, membangun ini sebagai bangunan relijius sebagai penghormatan terhadap dewa lokal Nabu, yang disebut sebagai "anak" Marduk, karena lebih cocok untuk kota saudara Babilon yang lebih kecil. Borsippa kota kuno yang penting dari Sumeria, yang dibangun di kedua sisi sebuah danau, sekitar 17,7 km barat daya Babilon, di tepian timur sungai Eufrat. SejarahBorsippa disebutkan, umumnya berhubungan dengan Babilon, dalam teks dari era Ur III, hingga ke era Seleukia, dan bahkan dalam teks-teks awal Islam. Borsippa bergantung pada Babilon, dan tidak pernah menjadi bagian dari kekuasaan kedaerahan. Sejak abad ke-9 SM, Borsippa berada di batas selatan, di sana berdiri "rumah-rumah" suku Kaldea.
ArkeologiPada tahun 1854, penggalian Borsippa dilakukan di bawah pengarahan Henry Creswicke Rawlinson, walau sebagian besar penggalian dilakukan oleh anak buahnya.[3] Rawlinson secara pribadi menemukan fondasi prisma milik Nebukadnezzar II' saat ia merestorasi kuil Nabu. Antara 1879 dan 1881 situs digali oleh Hormuzd Rassam untuk British Museum.[4][5] Dia berkonsentrasi terutama pada Ezida, kuil Nabu. Tahun 1902, Robert Koldewey bekerja di Borsippa saat ia mengusahakan Babel, juga terutama di kuil Nabu.[6] Sejak tahun 1980-an, Tim dari Austria, dari Universitas Leopold-Franzens Innsbruck, yang dipimpin oleh Helga-Piesl-Trenkwalder dan Wilfred Allinger-Csollich menggali untuk keenam belas kalinya di situs itu. Pekerjaan awal dikonsentrasikan di ziggurat besar E-ur-imin-an-ki, kemudian kuil Nabu. Ekskavasi saat itu tidak bisa dilakukan karena adalah peristiwa yang berkaitan dengan politik. Pengembangan hasil ekskavasi proyek itu, "Studi Komparatif Borsippa-Babilon" pun dibuat.[7][8] Banyak teks adminstrasi hukum dan astronomi dalam tablet berhuruf kuneiform berasal dari Borsippa, dan berakhir di pasar gelap. Arsip-arsip mulai diterbitkan pada tahun 1980an. Sebuah inkripsi Nebukadnezar II, "Inkripsi Borsippa", menceritakan bagaimana ia merestorasi kuil Nabu, "kuil tujuh lapis langit", dengan "batu bata dari lapis lazuli mulia", yang pasti dilingkupi oleh lapisan biru yang megah, betapa pemandangan yang mengesankan. Arkeolog Austria menetapkan bahwa ziggurat Nebukadnezar melingkupi reruntuhan dari tower yang lebih kecil dari milenium kedua SM. Saat tower itu diselesaikan, tingginya mencapai 70 meter, berteras tujuh, dan bahkan reruntuhannya sendiri masih berdiri menjulang setinggi 52 meter di atas permukaan datar. Beberapa tablet telah ditemukan, tetapi para arkeolog masih berharap menemukan sebuah kuil arsip berisi tablet-tablet kuneiform, yang di dalamnya ada beberapa kopi dalam perpustakaan-perpustakaan kuno [ Asyur]. Sebuah batu fondasi berinkripsi telah ditemukan, yang menjelaskan rencana Nebukadnezar untuk membangun ziggurat Borsippa dengan desain yang sama dengan yang di Babilon; yang hanya fondasinya yang tersisa. Nebukadnezar menyatakan bahwa tower Nabu akan mencapai langit, begitu kata inkripsi lain. Rekonstruksi di bawah perlindungan Bel-Marduk dirangkum di dalam sebuah silindier dalam bahasa Akkadia pada era Antiokhos I, sebuah contoh dari keberlanjutan budaya yang luar biasa dari daerah tersebut..[9] Catatan
Referensi
|