Bioregion Sulawesi Utara bagian Barat

Bioregion
Sulawesi Utara bagian Barat
Kondisi hutan di bioregion Sulawesi Utara bagian Barat
Ekologi
WilayahSulawesi
BiomaHutan tropis dan subtropis basah berdaun lebar
BatasBioregion Sulawesi Utara bagian Tengah dan Bioregion Sulawesi Tengah bagian Barat
Geografi
Area1.556.817 km2 (601.090 sq mi)
NegaraIndonesia
ProvinsiSulawesi Tengah dan Gorontalo
Samudra atau lautanSelat Makassar, Teluk Tomini
Jenis tanahAluvial, Batu kapur, Mafik, Karst

Bioregion Sulawesi Utara bagian Barat (bahasa Inggris: Western North Sulawesi Bioregion), adalah sebuah bioregion yang secara garis besar mencakup wilayah provinsi Sulawesi Tengah dan sebagian kecil Gorontalo di Indonesia. Bioregion ini mencakup 8% wilayah Sulawesi, dengan luas hutan G2G mencapai 575,519 hektar, sekitar 37% dari total hutan keseluruhan di Sulawesi.[1]

Kondisi saat ini

Bioregion yang jarang penduduknya ini berisi area hutan G2G yang luas di daerah Tolitoli, yang sebagian besar merupakan hutan intermediat dataran rendah. Ada sedikit daerah terbuka yang dialihfungsikan di wilayah ini, yang mengindikasikan bahwa rehabilitasi hutan yang cepat dapat dilakukan di banyak wilayah. Tanahnya sebagian besar homogen dan meskipun bagian leher pulau ini memiliki tingkat gangguan yang relatif tinggi, rantai hutan G2G yang cukup berdekatan terdapat dari ujung ke ujung sepanjang bioregion ini, menghubungkan Sulawesi Tengah bagian Barat dan Sulawesi Utara bagian Tengah.[1]

Kepentingan biogeografis

Daerah ini menghubungkan lengan dataran utara yang relatif muda secara geologis dengan daerah tengah "jantung" pulau Sulawesi yang lebih heterogen. Semenanjung yang membentuk leher cukup sempit dan mungkin membatasi migrasi antara kedua wilayah tersebut. Mempertahankan keberlangsungan hutan G2G di wilayah leher pulau yang melintasi bioregion ini dianggap sangat penting untuk konservasi. Bagian kecil hutan tropalpin di pegunungan yang agak ekstrem membentuk batu loncatan penting di antara pulau Kalimantan dan antara lengan utara dan tengah pulau Sulawesi.[1]

Referensi

  1. ^ a b c Cannon et al. 2005, hlm. 45.

Bacaan lebih lanjut

Kembali kehalaman sebelumnya