Bioregion Sulawesi Tengah bagian Timur
Bioregion Sulawesi Tengah bagian Timur (bahasa Inggris: Eastern Central Sulawesi Bioregion), adalah sebuah bioregion yang secara garis besar mencakup wilayah provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan sebagian kecil Sulawesi Selatan di Indonesia. Bioregion ini mencakup 11% wilayah Sulawesi, dengan luas hutan G2G mencapai 793,900 hektar, sekitar 38% dari total hutan keseluruhan di Sulawesi.[1] Kondisi saat iniDataran rendah pada tanah intermediat dan aluvial di bioregion ini telah banyak dikonversi dengan kegiatan pertambangan di selatan Danau Matano, dan merupakan penyebab utama dari masalah ini. Sebagian besar hutan G2G ada di sini, baik di dalam maupun di sekitar Cagar Alam Farumhempenai atau selatan dan timur Danau Towuti. Luas area tanah mafik dan batu kapur di daerah ini membentuk petak komunitas vegetasi unik yang sebagian besar bersebelahan dan tidak terfragmentasi. Bioregion ini memiliki petak tunggal dengan hutan tua yang tumbuh pada kelas batuan aluvium dataran rendah, kapur dan ultramafik. Bioregion ini juga mengandung jumlah hutan G2G terbesar di kelas batu kapur dataran rendah, ultramafik, batu kapur dataran tinggi dan karst.[1] Kepentingan biogeografisKawasan ini berisi campuran kelas-kelas hutan terbesar di seluruh pulau dan jika dikombinasikan dengan bioregion Luwuk-Morowali, merupakan wilayah mafik terbesar di dunia. Karena penjajaran dari berbagai macam komunitas vegetasi yang berbeda, wilayah ini menyediakan lahan pencampuran yang kaya dan zona transisi yang mendadak antara kumpulan spesies tanaman yang tidak saling tumpang tindih. Jika formasi karst besar di sebelah barat daya Danau Towuti benar-benar ada, ini akan menjadi formasi terbesar di pulau Sulawesi dan salah satu contoh yang besar untuk Asia Tenggara. Wilayah pantai timur daerah ini dan daerah pedalaman tidak terlalu dikenal, tetapi merupakan tempat yang luar biasa untuk studi perbandingan spesialisasi ekologi dan penataan biogeografi masyarakat.[1] Referensi
Bacaan lebih lanjut
|