Billy Boen
Billy Boen (lahir 13 Agustus 1978) adalah pengusaha asal Indonesia.[1] Pada usia yang relatif muda, Billy (panggilan Billy Boen) telah menjadi pimpinan di beberapa perusahaan.[butuh rujukan] Pada 2005, ketika usianya baru 26 tahun, Billy dinobatkan menjadi general manager (GM) PT Oakley Indonesia.[butuh rujukan] Ia menjadi GM Oakley termuda di dunia kala itu.[2] Pada akhir 2006, bersama Rudhy Buntaram, pemilik Optik Seis, Billy mendirikan perusahaan pertamanya, PT Jakarta International Management (JIM). April 2009, Billy menulis buku berjudul Young on Top yang kini hak penerbitnya dipegang oleh Bentang Pustaka. Hingga kini, buku ini telah dicetak ulang total sebanyak 30 kali. Di dalam buku yang telah diperbaharui penulisannya sebanyak 2 kali tersebut, Billy menuliskan 40 kunci sukses di usia muda (20-30 tahun).[3] Beberapa contoh di antaranya adalah untuk menjadi seseorang yang mengetahui apa purpose hidupnya, passionnya, dan untuk selalu berpikiran positif, terbuka, tepat waktu, tidak pernah putus asa, selalu bertindak lebih dari biasanya, dan menggunakan teknologi untuk pengembangan karier dan bisnisnya.[3] KarierBilly menyelesaikan pendidikan S-1 bidang manajemen dari Utah State University (USU), Amerika Serikat, dalam waktu dua tahun 8 bulan, mulai 1996 hingga 1999.[3] Dalam periode itu, Billy pernah menjadi Presiden PERMIAS (Persatuan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat) di kampusnya.[4] Ia juga bergabung dengan persatuan mahasiswa di USU yang bernama Sigma Chi.[butuh rujukan] Billy meneruskan studinya ke State University of West Georgia untuk gelar MBA.[3] Studi S-2 ini ia tempuh dalam tempo setahun dengan predikat kelulusan cum laude, di usia 22 tahun.[butuh rujukan] Seusai lulus, ia memutuskan untuk pulang kembali ke Indonesia.[3] Sepulang ke Tanah Air dan bergabung dengan PT Berca Sportindo, distributor tunggal Nike di Indonesia.[butuh rujukan] Posisi awalnya sebagai Asisten Manajer Lini Produk Divisi Footwear.[1] Setahun kemudian ia naik pangkat menjadi manajer di divisi yang sama.[butuh rujukan] Setengah tahun berikutnya ia dipromosikan menjadi manajer (yang lebih senior) untuk semua divisi: footwear, apparel, aksesori, dan perlengkapan.[butuh rujukan] Setahun berselang, ia menempati pos Manajer Penjualan & Pemasaran untuk merek Nike (korporat),[1] Umbro, dan menciptakan merek League di Indonesia di bawah naungan PT Berca Sportindo. Pada pertengahan tahun 2005, Billy keluar dari PT Berca Sportindo.[butuh rujukan] Kemudian ia bergabung dengan Oakley Indonesia yang berkantor di Bali.[1] Saat itulah, Billy yang baru berusia 26 tahun diberi posisi sebagai Manajer Umum (General Manajer atau GM, posisi tertinggi di perusahaan tersebut).[butuh rujukan] Dalam tiga tahun, Billy berhasil menaikkan penjualan Oakley hingga 280% atau hampir tiga kali lipat.[butuh rujukan] Karyawan pun bertambah dari 80 menjadi 240 orang.[butuh rujukan] Pada 2008, saat berusia 29 tahun, ia pindah ke Grup MRA (Mugi Rekso Abadi),[5] dengan jabatan Kadiv. F&B.[butuh rujukan] Saat itu, Billy membawahi tiga entitas bisnis milik Grup MRA, yakni Hard Rock Cafe Jakarta, Hard Rock Cafe Bali, dan, Haagen-Dazs dengan total sekitar 500 karyawan.[butuh rujukan] Namun, ternyata Billy hanya bertahan di sana tidak lebih dari 2 tahun.[butuh rujukan]. Dia memutuskan untuk sepenuhnya menjadi seorang pebisnis dan mendirikan perusahaannya satu per satu. Di akhir tahun 2006, bersama Rudhy Buntaram, pemilik Optik Seis, Billy mendirikan Jakarta International Management (JIM).[butuh rujukan] JIM bertujuan melayani semua kebutuhan di industri fasyen.[1] JIM sendiri memiliki beberapa divisi, yakni: agensi model (JIM Models), fashion event organizer (JIM Events), dan JIM-f Academy (bekerja sama dengan FashionTV Indonesia).[1] Pada Bulan November 2012, Billy mendirikan PT YOT Nusantara, yang kini menjadi perusahaan induk (Holding) yang membawahi 2 perusahaan: PT Top Karier Indonesia (job portal) yang didirikans sejak 2015 dan PT YOT Inspirasi Nusantara yang membawahi semua kegiatan yang berhubungan dengan "Young On Top", baik program YOT di Tv, Radio, mengembangkan komunitas anak muda di 25 kota, menyelenggarakan YOT National Conference dan rangkaian seminar di puluhan kota besar di Indonesia, menjadi konsultasi kreatif perusahaan, dan melakukan berbagai rangkaian kegiatan sosial yang bertujuan untuk mengembangkan potensi anak-anak muda di Indonesia. Andy F. Noya adalah Presiden Komisaris di PT YOT Nusantara (Holding) dan PT Top Karier Indonesia, sementara Ben Soebiakto adalah Presiden Komisaris di PT YOT Inspirasi Nusantara. Billy juga adalah cofounder dan CEO PT Generasi Digital Internasional (GDILab), sebuah perusahaan yang didirikan sejak Desember 2013 dan bergerak di bidang digital analytic (big data analytic, artificial intelligence) yang merupakan perusahaan teknologi yg telah bermitra dengan perusahaan global Twitter dan HERE Technologies. PemikiranKeberuntunganDalam berusaha, menurut Billy, masih banyak orang yang memiliki pemikiran negatif atas sebuah kesuksesan.[6] Bagi Billy, salah satu sebabnya adalah karena ketika mereka sudah berusaha, mereka masih juga belum berhasil.[6] Inilah yang membuat mereka berpikir bahwa keberuntungan belum ada di pihaknya.[butuh rujukan] Ketika mereka melihat ada orang yang mereka anggap berhasil, mereka berpikir bahwa keberhasilan itu semata-mata mereka capai karena adanya unsur keberuntungan (luck).[6] Bagi Billy, sukses bisa artikan dalam dua sudut pandang.[7] Dalam sudut pandang jangka panjang kesuksesan adalah ketika seseorang bisa berhasil mencapai apa yang dia impikan, sementara kesuksesan dalam jangka pendek adalah apabila sesorang bisa mencapai apa yang ditargetkan.[7] Namun, Billy berpendapat bahwa keberuntungan dalam meraih kesuksesan adalah sebuah kenyataan.[6] Ia menyadari bahwa pencapaiannya maupun orang lain ini juga tentunya ditunjang unsur keberuntungan.[butuh rujukan] Akan tetapi, keberuntungan itu adalah faktor ‘X’ yang berada di luar kontrol manusia.[6] Seseorang tidak bisa membuat dirinya beruntung.[butuh rujukan] Baginya, tidaklah masuk akal bila ada seseorang berbicara bahwa ia ingin mendapat undian esok hari.[butuh rujukan] Daripada mendiskusikan masalah keberuntungan, akan lebih baik apabila seseorang segera bertindak (just perform).[butuh rujukan] Artinya tidak perlu memedulikan hal-hal yang memang tidak perlu, fokus dan melakukan seuatu hal dengan sebaik-baiknya.[butuh rujukan] “Forget about luck and do your best what is within your control!”[6] Bagi Billy, daripada berharap beruntung, lebih baik energi dalam tubuh seseorang didayagunakan untuk berpikir dan melakukan segala sesuatunya sebaik mungkin.[6] Kalaupun hasilnya tidak sesuai harapan, setidaknya seseorang akan merasa sedikit puas karena orang tersebut telah melakukannya sebaik mungkin.[butuh rujukan] Baginya, kegagalan akibat performa terbaik akan lebih ringan terasa dibanding kegagalan akibat performa yang ala kadarnya.[6] Young on TopApril 2009, ketika usianya 30 tahun, Billy menerbitkan sebuah buku berjudul Young On Top yang diterbitkan oleh penerbit GagasMedia.[1] Buku tersebut ia selesaikan dalam waktu satu setengah tahun dan cecara umum ditujukan kepada pemuda sebagai arahan meraih kesuksesan terutama dalam dunia bisnis.[butuh rujukan] Dalam buku yang telah diperbaharui penulisannya sehingga lebih relevan dengan "zaman now" tersebut, Billy memberikan 40 kunci sukses di usia muda.[3] Beberapa contoh di antaranya adalah menjadi sesorang yang terbuka, berpikiran positif, tepat waktu, tidak pernah putus asa, dan selalu bertindak lebih dari biasanya.[3] Pada bagian pertama buku Young on Top, Billy menjelaskan tentang arti pentingnya membangun motivasi, keyakinan, dan optimisme dalam menjalani hidup.[8] Segala kegiatan atau pekerjaan yang dilakukannya akan berkualitas dan mencapai hasil yang maksimal.[butuh rujukan] Bagian kedua, Billy membahas bagaimana cara mencapai kesuksesan di usia muda seperti senantiasa mengembangkan kemampuan diri untuk menguasai secara detail bidang pekerjaan yang ditekuni.[8] Di bagian ketiga, Billy memberikan beberapa tips menarik mengenai karakter penting yang harus dimiliki seseorang ketika ingin meraih perjalanan karier yang cemerlang,[8] seperti selalu aktif dalam mengasah kemampuan, mengedepankan dan mengembangkan sikap tidak berberpuas diri dalam menggali ilmu pengetahuan dan informasi, tetapi rendah hati dan bijaksana.[8] KontroversiKontroversi muncul pada Desember 2022 ketika Billy Boen membubarkan komunitas Young On Top Kota secara sepihak, beberapa pengurus dan alumni menyuarakan pendapatnya dibungkam, tidak sesuai dengan value Young On Top yang ada di bukunya. Referensi
Pranala
|