Barry Simorangkir
Barry Maynard Bisuk Simorangkir B.Sc., M.Sc. atau dikenal dengan nama Barry Simorangkir, lahir tahun 1973, 51 tahun, adalah salah satu Chief Information Officer (CIO) di Indonesia yang berpengalaman memimpin dalam bidang ICT (Information and Communication Technology).[1] Barry juga merupakan seorang social entrepreneur yang banyak berkiprah dalam memajukan kampung halamannya di kawasan Danau Toba, Sumatera Utara.[2] Barry besar di Jakarta, hingga menamatkan masa-masa SMA-nya di Kolese Kanisius. Dia kemudian melanjutkan kuliah ke Chicago, Amerika Serikat. Barry mengambil studi ilmu komputer di DePaul University, dan melanjutkan studinya dengan mengambil master di University of Chicago.[3] Lulus kuliah, Barry membangun karir di bidang teknologi informasi di negara pusat teknologi tersebut. Setelah 21 berkiprah di Negeri Paman Sam, pada tahun 2014, Barry memutuskan kembali ke Indonesia untuk ikut membangun negeri dan tanah leluhurnya.[4] Barry meraih penghargaan internasional di bidang ICT (Information and Communication Technology), yaitu The World 200 CIO Awards dari The World CIO 200 Summit Indonesia edition.[5] Beberapa nama yang mendapat penghargaan tersebut dalam ajang bergengsi untuk para pimpinan di bidang ICT dunia tersebut antara lain; Setiaji Setiaji dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sebagai Chief Digital Transformation Office, Andri Hidayat dari PT. Prodia Widyahusada Tbk. dalam Digital Service Transformation & IT Director, Ashish Mathur dari PT VFirst Komunikasi sebagai Senior Vice President, Barry Simorangkir dari Medikaloka Hermina dalam Change Management, dan 16 orang lainnya. Barry Simorangkir saat ini menjabat sebagai Penasehat Senior Smart City Indonesia di Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.[6] Barry Simorangkir, adalah WNI yang merantau ke negeri Amerika Serikat (AS) untuk menuntut ilmu dan meniti karir di sana hingga mencapai kesuksesannya dalam bisnis di sana. Saat di AS Barry membangun karir profesional-nya di The Center for Research in Security Prices (CRSP), sebuah pusat penelitian terkemuka yang berbasis penyedia data historis pasar saham di University of Chicago, Amerika Serikat.[7] Setelah 21 tahun di AS, pada 2014 Barry memutuskan untuk kembali ke tanah air dan memulai dari nol lagi karir dan usahanya di Indonesia. Hingga ia akhirnya menjadi Tenaga Ahli Dirjen aplikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika. Kemudian Barry didaulat sebagai Penasehat Senior Smart City Indonesia yaitu program pemerintah untuk mengimplementasikan Smart City di 100 kota.[8] Termasuk di tanah leluhurnya di Sumut.[9] Paling tidak ada 8 Kabupaten Kota di Kawasan Danau Toba –selain di Kalimantan: Kukar Kutai Kartanegara, Balikpapan, Pontianak– untuk program Smart City yang digawanginya.[10] Smart City adalah sebuah program strategis di Kementerian Kominfo sejak 2017. Smart City merupakan konsep pengembangan kota/kabupaten berdasarkan prinsip teknologi informasi yang dibuat untuk kepentingan bersama secara efektif dan efisien.[11] Dalam konsepnya, terdapat beberapa unsur yang perlu dikembangkan, salah satunya adalah smart government. Program ini diinisiasi oleh Kementerian Kominfo, Kemenpan RB, Kemendagri, Kementerian PUPR, Kementerian PPN/Bappenas, Kemenkeu, Kemenko Perekonomian, dan Kantor Staf Presiden (KSP). Barry juga berkiprah sebagai Konsultan Senior Manajemen Kesehatan yang banyak membantu program nasional SatuSehat di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Keterlibatan Barry Simorangkir dalam transformasi digital dalam dunia kesehatan di Indonesia telah diperhitungkan dalam skala internasional. Bersama beberapa rekannya Barry memberikan sumbangsihnya, CaresBuilding, pada konferensi internasional mengenai penerapan teknologi dalam dunia kesehatan, yaitu Konferensi HIMSS23 (Healthcare Information and Management System Society 2023). Konferensi tersebut dihadiri oleh para profesional dari seluruh ekosistem kesehatan global yang diselenggarakan di Jakarta pada 18-21 September 2023.[12] Barry bersama rekan-rekannya mengaktifkan transformasi digital dan memajukan kapabilitas kesehatan digital di wilayah Asia Pasifik (APAC). Konferensi HIMSS23 APAC tersebut adalah untuk melihat kemajuan transformasi digital di bidang kesehatan di nusantara dan sekitarnya. Dengan mengusung tema “Health that Connects, Tech that Cares" konferensi ini berfokus pada sejumlah topik, termasuk interoperabilitas, keamanan siber, penggunaan AI yang bertanggung jawab, dan modernisasi infrastruktur digital.[13] Selepas SMA di Kolese Kanisius, Barry menempuh pendidikannya ke DePaul University di Chicago Amerika Serikat untuk mendapat predikat Bachelor of Science (B.Sc.). Lalu ia melanjutkan pendidikan S2-nya di University of Chicago, Illinois, AS dan meraih Master of Science (M.Sc.) di bidang Computer Science Saat studi di Chicago Barry pernah menjabat sebagai Ketua Umum Permias (Persatuan Mahasiswa Indonesia di AS) tahun 1994-1996. Barry Simorangkir juga aktif terlibat di Badan Prakarsa Pemberdayaan Desa dan Kawasan (BP2DK). Pendidikan Barry terakhir tercatat sebagai alumni Lemhanas. Riwayat Karir
Kegiatan
Riwayat Pendidikan
PenghargaanThe World 200 CIO Awards, untuk Change Management, kategori Legend. Pranala
|