Bangkala Barat, Jeneponto
SejarahPada abad ke-14 M, lembah-lembah di sekitar empat sungai utama di wilayah Kabupaten Jeneponto telah dimukimi oleh penduduk untuk pertanian. Bentangan sungai ini dimulai dari Sungai Topa di barat, lalu Sungai Allu, Sungai Tamanroya dan berakhir di Sungai Jeneponto di timur. Daerah-daerah ini merupakan dataran rendah yang dijadikan sebagai lahan basah untuk pertanian padi secara terus-menerus. Pada abad ke-15 M, Kerajaan Bangkala terbentuk dengan pemerintahan yang berpusat di sekitar Sungai Topa dan Sungai Allu.[1] Pembagian wilayahKecamatan Bangkala Barat adalah salah satu dari sebelas kecamatan di Kabupaten Jeneponto. Luas wilayah Kecamatan Bangkala Barat adalah 153 km2.[2] Nama-nama desa dan kelurahan di Kecamatan Bangkala Barat adalah:
Kelurahan Bulu JayaKelurahan Bulujaya adalah satu-satunya kelurahan di Kecamatan Bangkala Barat.[3] Sebelumnya, Kelurahan Bulujaya bernama Desa Bulujaya. Nama desa ini diganti berdasarkan Pasal 2 Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 10 Tahun 2006. Pasal 3 pada peraturan ini juga menetapkan bahwa seluruh dusun yang ada di Kelurahan Bulu Jaya juga diganti namannya menjadi lingkungan.[4] Kondisi wilayahKondisi dataran di Kecamatan Bangkala Barat terbagi menjadi dua, yaitu dataran rendah dan dataran tinggi.[5] Wilayah Kecamatan Bangkala Barat berada pada rentang ketinggian 500-700 mdpl.[6] PendudukJumlah penduduk di Kecamatan Bangkala pada tahun 2010 tercatat sebanyak 26.374 orang. Kemudian pada tahun 2017, tercatat jumlahnya menjadi 28.469 orang. Selama rentang waktu tersebut, pertumbuhan penduduk sebesar 1,10%. Pada masa ini juga, Kecamatan Bangkala Barat memiliki kepadatan penduduk terendah dibandingkan dengan kecamatan lain di Kabupaten Jeneponto. Kepadatan penduduknya hanya 93 orang per kilometer persegi.[7] Pada Januari 2014, desa yang memiliki jumlah bayi terbanyak di Kecamatan Bangkala Barat adalah Desa Banrimanurung. Jumlahnya sebanyak 37 bayi dengan rentang usia antara 0-6 bulan.[8] PermukimanBerdasarkan Keputusan Bupati Jeneponto Nomor 299A Tahun 2016, hanya terdapat satu permukiman kumuh di Kecamatan Bangkala Barat. Permukiman ini adalah Dusun Garassikang di Desa Garassikang. Luas permukiman kumuh ini adalah 6,83 ha dengan kategori permukiman kumuh sedang.[9] Mata pencaharianKecamatan Bangkala merupakan salah satu dari empat kecamatan di Kabupaten Jeneponto yang memusatkan usaha tambak garam.[10] KeagamaanDi Desa Barana terdapat beberapa masjid. Masjid-masjid ini digunakan oleh warga desa untuk melaksanakan salat berjemaah.[11] Sumber dayaSumber daya airDi Kecamatan Bangkala Barat terdapat dua embung, yaitu Embung Pattiro dan Embung Buludoang.[12] Pembangunan desaBerdasarkan Indeks Desa Membangun, pada tahun 2020 desa-desa di Kecamatan Bangkala Barat dikategorikan menjadi desa berkembang dan desa tertinggal. Desa yang termasuk dalam kategori desa berkembang adalah Desa Barana, Desa Beroanging, Desa Banrimanurung, Desa Tuju, dan Desa Pattiro. Sementara desa yang termasuk dalam kategori desa tertinggal adalah Desa Pappaluang dan Desa Garassikang.[13] PariwisataReferensiCatatan
|