Bangkala, Jeneponto

Bangkala
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Selatan
KabupatenJeneponto
Pemerintahan
 • Camat-
Populasi
 • Total- jiwa
Kode Kemendagri73.04.01 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS7304010 Edit nilai pada Wikidata
Luas- km²
Kepadatan- jiwa/km²
Desa/kelurahan11 desa
3 kelurahan
Peta
PetaKoordinat: 5°31′0″S 119°34′35″E / 5.51667°S 119.57639°E / -5.51667; 119.57639

Bangkala adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Indonesia. Wilayah Kecamatan Bangkala berada di bagian barat Kabupaten Jeneponto. Kecamatan Bangkala memiliki daerah aliran sungai yang terluas di Kabupaten Jeneponto. Penduduk di Kecamatan Bangkala bekerja sebagai petani dan penambak garam.

Sejarah

Sebelum kedatangan bangsa-bangsa dari Eropa ke wilayah Sulawesi Selatan, daerah-daerah di Sulawesi Selatan masih berbentuk kerajaan-kerajaan lokal. Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo menjadi perintis pendirian kerajan dengan kelompok etnis Suku Makassar. Kemudian, terbentuk pula kerajaan-kerajaan kecil lain di sekitarnya termasuk Kerajaan Bangkala di wilayah Kabupaten Jeneponto.[1]

Dalam peta-peta buatan negara-negara Eropa, wilayah pesisir selatan Makassar disebut sebagai Turatea. Lalu pada abad ke-19 M, wilayah Bangkala dikenali pada masa kolonial Hindia Belanda bersama dengan wilayah Binamu. Kedua wilayah ini berbentuk kerajaan dan telah masuk dalam toponimi wilayah Kabupaten Jeneponto. Wilayah Kerajaan Bangkala telah diartikan sebagai wilayah yang berada di bagian barat Kabupaten Jeneponto. Sedangkan wilayah Kerajaan Binamu berarti wilayah yang berada di bagian barat Kabupaten Jeneponto.[2]

Pada bulan November 1863, Kerajaan Binamu bersama dengan Kerajaan Bangkala menentang kekuasaan pemerintah Hindia Belanda. Kedua kerajaan ini menyatakan pemisahan diri dengan Kerajaan Laikang.[3]

Kondisi alam

Daerah aliran sungai

Kecamatan Bangkala merupakan salah satu dari tiga kecamatan yang wilayahnya menjadi daerah aliran sungai Kabupaten Jeneponto. Luas daerah aliran sungai ini adalah 13.058 ha. Kecamatan Bangkala memiliki daerah aliran sungai terluas dibandingkan dua kecamatan lainnya karena luasnya adalah 12.181 ha.[4]

Desa dan kelurahan

  1. Benteng
  2. Bontomanai
  3. Bontorannu
  4. Gunung Silanu
  5. Jenetallasa
  6. Kalimporo
  7. Kapita
  8. Mallasoro
  9. Marayoka
  10. Pallantikang
  11. Pallengu
  12. Pantai Bahari
  13. Punagaya
  14. Tombo-Tombolo

Mata pencaharian

Kecamatan Bangkala merupakan salah satu pusat pembuatan garam di Kabupaten Jeneponto.[5] Beberapa desa di Kecamatan Bangkala menjadikan kegiatan produksi garam sebagai mata pencaharian utama. Pada musim kemarau, penduduk di Kecamatan Bangkala akan membuat garam dalam skala besar. Mereka hanya menyediakan lahan tambak untuk air asin yang tersedia di wilayah mereka.[6] Sementara penduduk di Desa Pallantikang bekerja sebagai petani. Mereka bercocok tanam di kebun maupun sawah.[7] Penanaman padi di Keamatan Bangkala dapat dilakukan pada lahan basah atau sawah jenis tadah hujan.[8]

Referensi

  1. ^ Rijal, S., dkk. (2020). Badollahi, Muhammad Zainuddin, ed. Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata Tanjung Mallasoro Kabupaten Jeneponto (PDF). Makassar: Politeknik Pariwisata Makassar. hlm. 40. ISBN 978-623-94120-3-6. 
  2. ^ Hadrawi, Muhlis (2017). "Bangkala dan Binamu: Suatu Kajian Naskah Lontara' Dalam Sosial-Politik Jeneponto Kuno" (PDF). Etnosia: Jurnal Etnografi Indonesia. 2 (2): 117. 
  3. ^ Risnah (2021). Asniati, ed. Menyibak Tabir Aset di Bumi Turatea (PDF). Pusaka Almaida. hlm. 3. ISBN 978-623-226-251-5. 
  4. ^ Ahmad. D. N. A., Asman, A. I., dan Ishak, I. P. R. (2021). "Konsep One River One Plan Dalam Penataan Kawasan DAS Binanga Lumbua Kabupaten Jeneponto" (PDF). Pena Teknik: Jurnal Ilmu-Ilmu Teknik. 6 (1): 2. ISSN 2502-8952. 
  5. ^ Leo, B. A., Adhwati, S. S., dan Asnawi, A. (2021). "Analisis Produktivitas dan Pendapatan Petambak Garam di Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan". Agrovital: Jurnal Ilmu Pertanian. 6 (1): 2. ISSN 2541-7452. 
  6. ^ Junas S., dan Surur, F. (2019). "Arahan Kesesuaian Lahan Pertambakan Garam di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto". Jurnal Optima. 3 (2): 18–19. ISSN 2549-239X. 
  7. ^ Nurfalaq, A., dkk. (2018). "Identifikasi Akuifer Daerah Pallantikang Kabupaten Jeneponto dengan Metode Geolistrik" (PDF). Jurnal Fisika FLUX. 15 (2): 117. ISSN 1829-796X. 
  8. ^ Aqil, Muhammad (2010). "Pemetaan Spasial Varietas Jagung Berdasarkan Musim Tanam di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan" (PDF). Prosiding Pekan Serealia Nasional 2010: 585. ISBN 978-979-8940-29-3. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-10-12. Diakses tanggal 2022-10-12. 


Kembali kehalaman sebelumnya