Bakau kurap
Rhizophora mucronata, tinjang tongas atau bakau kurap adalah spesies bakau yang ditemukan di pantai dan tepi sungai di Afrika Timur dan kawasan Indo-Pasifik . KeteranganRhizophora mucronata adalah pohon malar hijau berukuran kecil hingga sedang yang tumbuh hingga ketinggian sekitar 20 hingga 25 meter (66 hingga 82 ft) di tepi sungai. Di pinggiran laut 10 atau 15 meter (33 atau 49 ft) adalah ketinggian yang lebih umum. Pohon-pohon tertinggi berada paling dekat dengan air dan pohon-pohon pendek berada lebih jauh ke daratan. Pohon itu mempunyai banyak akar panggung yang menopang batangnya. Daunnya berbentuk elips dan biasanya berukuran sekitar 12 sentimeter (4,7 in) panjang dan 6 sentimeter (2,4 in) lebar. Ujungnya memanjang tetapi sering putus. Terdapat kutil gabus di bagian bawah daun yang pucat. Bunganya berkembang dalam kelompok ketiak daun di ranting. Masing-masing mempunyai kelopak keras berwarna krem dengan empat sepal dan empat kelopak putih berbulu. Benihnya bersifat vivipar dan mulai berkembang saat masih menempel di pohon.[3] Akarnya mulai memanjang dan bisa mencapai panjang satu meter (yard) atau lebih. Bibit tersebut kemudian terlepas dari cabang ketika sudah cukup berkembang untuk berakar pada lumpur di bawahnya.[4] EkologiRhizophora mucronata mudah beregenerasi dari biji namun bibit sering dirusak oleh kepiting.[5] Daunnya juga dimakan oleh kepiting [3] dan menjadi bagian dari makanan monyet kra ( Macaca irus ). Pohon itu diserang oleh kumbang Poecilus fallax .[5] Di Suaka Burung Mangalavanam dekat Cochin, India, tanaman ini tumbuh bersama dengan bakau api-api ludat, pakis laut ( Acrostichum aureum ) dan jeruju ( Acanthus ilicifolius ).[6] KegunaanRhizophora mucronata memiliki banyak kegunaan. Hal ini digunakan untuk membantu mencegah erosi pantai dan memulihkan habitat bakau.[2] Kayunya digunakan sebagai kayu bakar, konstruksi bangunan, tiang dan tiang pancang, serta pembuatan perangkap ikan. Buahnya bisa dimasak dan dimakan atau diekstrak jusnya untuk membuat arak, dan pucuk mudanya bisa dikonsumsi sebagai sayuran. Kulit kayunya digunakan dalam penyamakan dan pewarna dapat diekstraksi dari kulit kayu dan daunnya. Berbagai bagian tanaman digunakan dalam pengobatan tradisional .[5] Referensi
|