Bahasa HakkaBahasa Hakka (sabil: 客家話; Pha̍k-fa-sṳ: Hak-kâ-fa, Pinyin: Kèjiāhuà; secara harafiah berarti "bahasa keluarga tamu")[5] atau di Indonesia umumnya dipanggil Khek adalah bahasa yang dituturkan oleh orang Hakka,[6] yakni suku Han yang tersebar di kawasan pegunungan provinsi Guangdong, Fujian dan Guangxi di Republik Rakyat Tiongkok. Masing-masing daerah ini juga memiliki khas dialek Hakka yang agak berbeda tergantung provinsi dan juga bagian mana mereka tinggal. SejarahMenurut ahli bahasa Hakka di awal abad ke-20 Donald Maciver, Bahasa Hakka di satu sisi masih berkerabat dengan Bahasa Kanton dan di satu sisi dengan Bahasa Mandarin.[5] Bahasa Hakka diwariskan dari bahasa rakyat Tiongkok Utara yang mengungsi ke selatan Tiongkok sejak periode Dinasti Song dan Dinasti Yuan.[5] Bahasa ini mendapatkan namanya dari penyebutan kelompok penuturnya oleh orang Kanton di Provinsi Guangdong "Hakka".[5] Di daerah lain seperti di Jiangxi atau Fujian, umummnya tidak mengenal istilah Hakka, melainkan "Thú-fa" yang berarti "Bahasa Lokal" untuk membedakan mereka dengan penutur bahasa lain.[5] Meixian, dahulu dinamakan Jiayingzhou (Hakka: Ka-yin-chu) adalah konsentrasi Hakka terbesar di Guangdong, maka bahasa Hakka standar adalah Bahasa Hakka dialek Meixian.[5] Dialek-dialek Bahasa Hakka
Fonologi Dialek Standar MeixianKonsonanTerdapat dua plosif dan afrikat dalam Bahasa Hakka: tenuis /p t ts k/ dan aspirasi /pʰ tʰ tsʰ kʰ/.
Nada
Penutur Bahasa Hakka di IndonesiaPenutur bahasa Hakka di Indonesia terbanyak terdapat di Kalimantan Barat, Bangka-Belitung, Pulau Jawa dan berbagai daerah lainnya. Terdapat dua dialek Bahasa Hakka yang besar jumlah penuturnya di Indonesia yakni Dialek Meixian dan Dialek Lufeng.[7] Penutur Dialek Meixian tersebar di Jakarta,[7] Aceh, Belitung,[8] Pontianak,[8] sedangkan penutur Dialek Lufeng dapat ditemukan di Pulau Bangka,[8] dan sebagian besar Kalimantan Barat.[7] Penelitian tentang Bahasa Hakka awalnya banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti dari Belanda, terutama di Hindia Belanda di mana banyak orang Hakka tinggal.[9] Het Loeh-Foeng-Dialect disusun pada tahun 1897 oleh Simon Hartwich Schaank (1861-1935), seorang pegawai Belanda yang bertugas di Kalimantan Barat. Buku ini berisi tentang Bahasa Hakka yang Dialek Lufeng (Liuk-fung) asal Provinsi Guangdong yang dituturkan orang Hakka di Kalimantan Barat.[9] Hakka-woordenboek (tahun 1912) adalah kamus Hakka-Belanda yang ditulis oleh pegawai sipil Peter Adrian van de Stadt (1876-1940) berisi tentang Bahasa Hakka yang dituturkan di Bangka Belitung.[10] Kamus tersebut ia tulis untuk tujuan praktis yang hanya berfokus pada bahasa lisan. Lihat jugaPranala luar
Referensi
Wikipedia juga mempunyai edisi Bahasa Hakka |