Bahasa Bengkulu
Bahasa Melayu Bengkulu (Arab Melayu: بهاس ملايو بڠكولو) atau Baso Bengkulu adalah salah satu bahasa atau isolek dalam Melayu Tengah yang dituturkan oleh masyarakat di Provinsi Bengkulu khususnya masyarakat di Kota Bengkulu.[3] Bahasa ini juga merupakan salah satu dari sembilan bahasa asli Provinsi Bengkulu bersama dengan bahasa Mukomuko, Pekal, Serawai, Pasemah, Enggano, Lembak, Rejang, dan Kaur (Mulak). Pada tahun 2003, penutur bahasa ini lebih kurang 45.000 penutur.[4] Selain di Indonesia, penutur bahasa Bengkulu juga ada di Malaysia, tepatnya di Sungai Choh, Selangor. Di sana terdapat komunitas Bengkulu yang telah menetap hingga tiga generasi dan masih menjaga bahasa Bengkulu.[5] Secara khusus bahasa ini merupakan bahasa asli yang dituturkan oleh etnis Melayu Bengkulu yang menghuni Kota Bengkulu. Namun bahasa ini telah menjadi lingua franca atau bahasa pengantar di antara etnis yang beragam di Provinsi Bengkulu, selain bahasa Indonesia, sehingga bahasa ini telah menjadi identitas bagi Provinsi Bengkulu.[6] Bahasa ini mempunyai kemiripan dengan bahasa di sekitarnya, seperti dengan Bahasa Melayu Palembang dan Bahasa Melayu Jambi karena banyaknya kosakata yang diakhiri dengan huruf vokal "o".[7] Hal ini disebabkan karena adanya kontak budaya dan bahasa di antara penutur bahasa-bahasa tersebut dengan masyarakat Bengkulu sejak dahulunya.[8] Penutur bahasa Bengkulu tidak merasa kesulitan ketika berbicara dengan mereka berbicara walau dengan bahasanya masing-masing. Bahasa ini juga mempunyai kemiripan dengan dialek Negeri Sembilan di Malaysia,[7] yang sama-sama mendapat pengaruh dari Minangkabau.[5] FonologiBahasa Bengkulu mempunyai 25 fonem, dengan 6 fonem vokal dan 19 fonem konsonan. Bahasa ini juga memiliki 2 diftong.[6] Sedikit berbeda dengan bahasa Indonesia, pada bahasa ini cenderung melesapkan atau menghilangkan bunyi /h/ pada akhir kata ataupun awal kata seperti kata hujan menjadi ujan dalam bahasa Bengkulu.[9]
SintaksisKalimat dalam bahasa Bengkulu dapat dibentuk secara sederhana ataupun secara luas. Pola kalimat dapat berupa SP, SPO, SPK, SPOK, KSP, dan KSPO.[9] Referensi
Pranala luar
|