Arquebus Jiaozhi

Arquebus Jiaozhi pada tahun 1739. Lukisan dari "Upacara istana kerajaan" (皇朝 禮 器 圖 式) dari dinasti Qing.

Arquebus Jiaozhi mengacu pada beberapa jenis senjata api mesiu yang diproduksi secara historis di Vietnam. Halaman ini juga menyertakan musket (senapan lontak) Vietnam — karena definisi awal dari musket adalah "arquebus berat".[1] Istilah arquebus Jiaozhi berasal dari kata Cina Jiao Chong (交銃, artinya 'Arquebus Jiaozhi'), sebuah generalisasi senjata api yang berasal dari Dai Viet.[2]

Sejarah

Dai Viet dulunya memiliki tradisi yang relatif awal dalam menggunakan senjata mesiu, mungkin diimpor dari Dinasti Ming. Pada akhir abad ke-14, raja Che Bong Nga dari Champa tewas dalam pertempuran ketika dia terkena tembakan meriam tangan tentara Tran ketika dia sedang melakukan survei di Sungai Hai Trieu.[3] Sampai dinasti Ho, Ho Nguyen Trung memproduksi meriam Than Co Sang.[4] Pada masa Lê So, senjata mesiu mulai digunakan secara luas di ketentaraan. Di Thailand, sebuah meriam tangan ditemukan yang awalnya diyakini berasal dari Tiongkok, tetapi berdasarkan prasasti pada senjata tersebut mereka mengkonfirmasi asal Dai Viet. Ini kemungkinan besar merupakan peninggalan dari invasi kerajaan Lanna (sekarang Chiang Mai) di bawah Le Thanh Tong pada 1479–1484.[butuh rujukan]

Pada abad ke-16, ketika orang Eropa datang ke Dai Viet untuk berdagang, senjata Barat dibeli oleh bangsawan untuk melengkapi pasukan mereka dan senapan lontak mulai diimpor ke Dai Viet sejak saat itu. Tome Pires dalam karyanya Suma Oriental (1515) menyebutkan bahwa Cochin China memiliki musketir dan bombard kecil yang tak terhitung jumlahnya. Pires juga menyebutkan bahwa bubuk mesiu digunakan dalam perang dan hiburan.[5]:115 Senapan lontak Dai Viet tidak hanya digunakan secara luas di dalam negeri, tetapi juga diperkenalkan ke Dinasti Ming setelah konflik perbatasan antara dinasti Mac dan kelompok etnis minoritas di Guangxi dan Yunnan.[butuh rujukan]

Dua arquebus Vietnam dengan penutup debunya. Dari rak senjata Cornelis Tromp, bertanggal 1650–1679 M.

Tentara Melayu dan Trinh Vietnam menggunakan penutup bambu di laras arquebus matchlock mereka dan mengikatnya dengan rotan, untuk menjaganya tetap kering saat berjalan di tengah hujan. Orang Vietnam juga memiliki bambu yang lebih kecil untuk diletakkan di atas laras, untuk mencegah senapan dari penumpukan debu saat ditempatkan di rak senjata. Orang Vietnam menggunakan arquebus semacam itu untuk mengganggu armada Spanyol di lepas pantai pada akhir abad ke-16 dengan beberapa keberhasilan.[6] Bentuk senapan ini mirip dengan istinggar, tetapi memiliki popor yang lebih panjang.

Dua senapan sundut Vietnam (pertama dan kedua dari atas).

Arquebus Jiaozhi tidak hanya sangat dihargai oleh orang Cina, tetapi juga dipuji terutama oleh para pengamat Barat atas keakuratannya yang tinggi dalam apa yang mereka saksikan dalam perang Le-Mac dan Trinh-Nguyen. Dinasti Minh juga menilai arquebus Dai Viet sebagai "senapan terbaik di dunia", bahkan melampaui senapan Ottoman, senapan Jepang dan senapan Eropa. Menurut Dr. Ly Ba Trong, mantan kepala departemen sejarah di Universitas Thanh Hoa:[7]

Pada akhir Dinasti Ming, orang Annam mengembangkan senapan matchlock dengan kinerja yang sangat baik, yang oleh orang Cina disebut "Jiao Chong" (berarti senapan Jiaozhi). Beberapa orang berpikir bahwa senapan jenis ini lebih unggul dari "Niao Chong" (鳥銃, 'arquebus burung') buatan Barat dan Jepang dan juga "Lu Mi Chong" (魯密銃, 'arquebus Rûm') dalam hal kekuatan dan performa.

Luu Hien Dinh, yang hidup di akhir dinasti Ming dan awal Thanh, berkomentar:[8]

"Senapan matchlock Jiaozhi adalah yang terbaik di dunia."

Senapan Dai Viet dapat menembus beberapa lapisan baju besi, dapat membunuh 2 sampai 5 orang dengan satu peluru tetapi tidak mengeluarkan suara yang terlalu keras saat ditembakkan. Catatan era Qing, 南越筆記 (Nányuè bǐjì) mengibaratkan arquebus Jiaozhi dengan arquebus Jawa.[2][9][10]

Ukiran kayu Vietnam abad ke-17, menunjukkan seorang penembak arquebus.

Pada akhir abad ke-17 M, tentara Trinh menggunakan senapan lontak panjang, dengan panjang laras antara 1,2 hingga 2 meter, yang menghasilkan bobot yang lebih berat. Mereka dibawa di punggung pria dan melepaskan peluru 124 g. Untuk menembakannya dibutuhkan penyangga, dari sepotong kayu dengan panjang 1,83–2,13 m.[11]

Senapan yang mirip dengan gingal, dengan dudukan kayu dan poros putar juga dilaporkan:[12]

"Salah satu ujung pedati ditopang dengan 2 kaki, atau garpu setinggi 3 kaki, yang lainnya bertumpu di tanah. Senapannya ditempatkan di atas, di mana ada soket besi untuk senapannya masuk, dan garpu putar untuk memutar moncongnya dengan cara apa pun. Dari bagian belakang senapan ada popor pendek bagi orang yang menembakkan senapan untuk memutarnya, dan meletakkannya di bahunya ..."

Bahkan di akhir abad ke-18, penembak Nguyen mengandalkan senapan matchlock panjang dengan garpu putar dan kaki tiga.[13]

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Arnold, 2001, The Renaissance at War, p. 75-78
  2. ^ a b Tiaoyuan, Li (1969). 南越筆記 (South Vietnamese Notes). Guangju Book Office. 
  3. ^ Tran, Nhung Tuyet (2006). Viêt Nam Borderless Histories. University of Wisconsin Press. hlm. 75. 
  4. ^ Phạm Trường Giang (2017-07-23). "Dấu vết của 'thần cơ' Hồ Nguyên Trừng". PLO. Diakses tanggal 2020-07-12. 
  5. ^ Cortesão, Armando (1944). The Suma oriental of Tomé Pires : an account of the East, from the Red Sea to Japan, written in Malacca and India in 1512-1515 ; and, the book of Francisco Rodrigues, rutter of a voyage in the Red Sea, nautical rules, almanack and maps, written and drawn in the East before 1515 volume I. London: The Hakluyt Society. ISBN 9784000085052.  Artikel ini memuat teks dari sumber tersebut, yang berada dalam ranah publik.
  6. ^ Charney (2004). p. 53.
  7. ^ Lý Bá Trọng (2019). 火槍與帳簿:早期經濟全球化時代的中國與東亞世界 (dalam bahasa Tionghoa). 聯經出版事業公司. hlm. 142. ISBN 978-957-08-5393-3. Diakses tanggal 2020-07-12. 鐵砲,從隼銃(falcon)到寇飛寧(culverin)砲一應俱全。鄭氏軍隊中有一支7,000至8,000人的部隊,裝備有1至1.2米長的重火繩槍。這些士兵都攜帶皮製的彈藥箱,裡頭裝有數份剛好供一次發射所需火藥量的藥包,以便將火藥迅速倒入槍管,因此被認為是裝填最快的火槍手。在明末,安南人開發出了一種性能優良的火繩槍,中國人稱之為「交銃」(意即交趾火銃)。有人認為這種交銃在威力及性能等方面都優越於西方和日本的「鳥銃」及「魯密銃」。 
  8. ^ Lý Bá Trọng (2019). 火槍與帳簿:早期經濟全球化時代的中國與東亞世界 (dalam bahasa Tionghoa). 聯經出版事業公司. hlm. 142. ISBN 978-957-08-5393-3. Diakses tanggal 2020-07-12. 明清之際人劉獻廷說:「交善火攻,交槍為天下最。」屈大均則說:「有交槍者,其日爪哇銃者,形如強弩,以繩懸絡肩上,遇敵萬統齊發,貫甲數重。」 
  9. ^ 调元 (Tiaoyuan), 李 (Li) (1777). 南越笔记 (South Vietnamese Notes). hlm. 268–269 – via Chinese Text Project. 
  10. ^ 東洋學 硏究所 (Institute of Oriental Studies) (1999). 漢韓大辭典 (Chinese-Korean Dictionary). 檀國大學教出版部 (Dankook University Department of Education and Publication). hlm. 45. ISBN 9788970922430. 
  11. ^ Charney (2004). p. 54.
  12. ^ Charney (2004). p. 54-55.
  13. ^ Charney (2004). p. 55.

Bacaan lebih lanjut

  • Charney, Michael (2004). Southeast Asian Warfare, 1300-1900. BRILL. ISBN 9789047406921
Kembali kehalaman sebelumnya