Andújar
Andújar ( pengucapan bahasa Spanyol: [anˈduxaɾ] ) adalah sebuah munisipalitas di Spanyol yang terletak provinsi Jaén, Andalusia. Populasi kota ini mencapai 37.113 jiwa (2018). Sungai Guadalquivir mengaliri kota ini dan membaginya menjadi dua bagian. Di bagian utara Andújar terdapat salah satu destinasi wisata terkenal, yaitu Taman Alam Sierra de Andújar. Di bagian selatan terdapat ladang pertanian dan pedesaan. Kota Andújar memiliki beberapa tempat wisata terkenal seperti jembatan yang dibangun pada era Romawi, kota kuno Iliturgi, bangunan dan monumen bersejarah, dan Balai Kota Andújar.[1] Andújar telah didiami sejak zaman Paleolitikum.[2][3] Namun, baru pada zaman Neolitikum, populasinya meningkat berkat perkembangan pertanian di tanah subur dan aktivitas pertambangan di Sierra Morena.[4] Pada Perang Punik II, kota ini dikepung dan diambilalih oleh jenderal Romawi, Scipio Afrikanus.[2] Di Abad Pertengahan, Andújar jatuh ke dalam kekuasaan kaum Muslim yang menguasai seluruh Andalusia dan bagian selatan semenanjung Spanyol. Pada 1225, Raja Fernando III mengambilalih Andújar dari tangan kaum Muslim secara damai dan mengubahnya menjadi kota Kristen.[3] Di masa lalu, Andújar dikenal luas dengan kerajinan tembikar berpori, yang disebut alcarrazas atau botijos. Tembikar ini dibuat dari tanah liat berwarna keputihan yang berasal dari daerah sekitar dan dapat menjaga air tetap dingin meskipun cuaca panas. Di era modern, Andújar memiliki industri kimia dan manufaktur bahan bangunan.[2] SejarahBukti arkeologi menunjukkan Andújar telah didiami sejak zaman Paleolitikum. Penelitian arkeologi terbaru menunjukkan bahwa kelompok pertama yang tinggal di area ini adalah orang Oretano, yang mendirikan Isturgi atau Iliturgi, nama kuno Andújar di era Iberia. Sekarang kota kuno ini berada di distrik Los Villares de Andújar. Abad Pertengahan Andújar berkembang menjadi pemukiman Romawi pada Abad Pertengahan dan mengalami perubahan dengan cepat ketika bangsa Romawi membuat kota ini berada di bawah Hispania Ulterior, kemudian di bawah Baetica dalam lingkup Conventus Cordobensis. Populasi awal penduduknya mendiami wilayah tepian sungai Guadalquivir hingga keruntuhan Kekaisaran Romawi. Setelah Perang Guadalete pada 711, seluruh wilayah selatan semenanjung dikuasai oleh bangsa Arab dan dikenal sebagai Al-Andalus atau Andalusia. Nama Anduyar (Andújar) pertama kali muncul dalam catatan sejarah mengenai pertempuran di era Muhammad V pada 853. Pada 888, Abd Allah memerintahkan pembangunan benteng Andújar hingga pada abad ke-12, seluruh kota dikelilingi benteng. Namun, bekas benteng ini sebagian besar sudah tidak ada hari ini. Pada masa ini Andújar menjadi pusat produksi keramik dan tembikar dengan meneruskan tradisi Spanyol-Romawi "sigillata".[3] Pada 1225, Fernando III mengadakan perjanjian damai dengan Almohad dan menguasai Andújar, sehingga mengubah kota Islam ini menjadi Kristen. Andújar dan tanahnya dideklarasikan oleh raja sebagai "tanah milik keluarga kerajaan" dan diberikan kepada Fuero de Cuenca.[3] Era Renaisans Raja Juan II menaikkan status Andújar menjadi "kota" berkat loyalitasnya pada kerajaan pada 1446. Pada 1466, Enrique IV menyebut kota ini "sangat mulia dan loyal". Pada abad ke-16, Andújar berkembang menjadi kota besar berkat pembukaan rute perdagangan Trans-Atlantik.[3] Tempat wisataKota Andújar terdiri atas rumah-rumah bangsawan, rumah tradisional Andalusia, dan bangunan modern. Andújar juga memiliki beberapa bangunan gereja seperti: Gereja Santa Maria, Gereja San Miguel, dan Gereja San Bartolomé. Beberapa tempat wisata di Andújar adalah:
TokohKota kembarGaleriReferensi
|