Aming Prayitno
Aming disejajarkan namanya dengan seniman seni rupa yang sangat populer antar lain dengan Nyoman Gunarsa, Djoko Pekik, H. Widaayat, Nasirun, G. Sidarta, Soewandi, Edi Sunarso (pematung), Kusnanadi, dan Godod Sutejo.[2] Dia merupakan seniman yang mempunyai reputasi kuat dalam dunia profesional dan sejarah seni rupa Indonesia. Beberapa penghargaan yang pernah diraihnya yaitu penghargaan seni lukis terbaik Raden Saleh Prize pada tahun 1972 dan Seni Lukis Terbaik Biennale Seni Lukis Indonesia IV di Jakarta tahun 1980.[2] Salah satu desain yang hingga kini digunakan oleh bangsa ini adalah desain logo Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI), karyanya dipilih oleh Departemen Dalam Negeri RI di antaranya karya Mujitha, Suharto P.R., serta seniman lainnya dari Bandung dan Jakarta. Akan tetapi ada hal yang kurang etis dari hasil karya Aming Prayitno tersebut yang merupakan PNS-Dosen di STSRI "ASRI" Yogyakarta, setelah karyanya batikkan oleh Departemen dalam Negeri RI melalui pakaian wajib sehari-hari ia tidak mendapat peran apapun, bahkan sebagai pencipta desain logo KORPRI ia tidak mendapatkan pemberitahuan maupun hak kekayaan intelektual atas desainnya.[2] Aming Prayitno salah satu pelukis yang paling sering di undang oleh Dewan Kesenian Jakarta dan ia juga merupakan salah satu dewan Juri Biennale Seni Lukis Yogyakarta yang disandingkan dengan nama-nama top dalam dunia seni lukis lainnya seperti Fadir Amri Yahya, Dullah, dan Soedarso. Aming berusaha menyampaikan melalui lukisannya bahwa ia ingin menggambarkan betapa tergantungnya manusia terhadap lingkungan. Oleh karena itu, karyanya mengandung segala bentuk atau corak kehidupan serta merupakan kesatuan lewat goresan dan tekstur dengan tema sentral manusia. Referensi
|