Amal Fathullah Zarkasyi
Prof. Dr. K.H. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A. (lahir 4 November 1947)[1] adalah akademisi dan cendekiawan Muslim dalam bidang 'aqidah dan filsafat Islam dengan spesialisasi ilmu Kalam, perbandingan agama dan teologi Islam.[2][3] Ia merupakan rektor Universitas Darussalam Gontor dari 2014 - 2020, dan kini menjabat sebagai pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor.[4] Riwayat hidup dan pendidikanAmal Fathullah Zarkasyi lahir pada 4 November 1949[1][5] di Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia. Ia adalah putra dari K.H. Imam Zarkasyi.[6] Amal mengenyam pendidikan dasar di Sekolah Rakyat desa Gontor dan tamat pada tahun 1963, dan pendidikan menengah di Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah Jetis pada tahun 1965.[5] Ia kemudian meneruskan pembelajaran ilmu-ilmu agama Islam di Madrasah Kulliyat al-Mu'allimin al-Islamiyyah Gontor (kini Pondok Modern Darussalam Gontor) dan tamat pada tahun 1969.[5] Ia menyelesaikan pendidikan tinggi strata pertama di Institut Pendidikan Darussalam Pondok Modern Darussalam Gontor (sekarang Universitas Darussalam Gontor) Ponorogo dan lulus dengan gelar Sarjana Muda (Bachelor of Arts, B.A.) pada tahun 1973.[5] Amal kemudian meraih gelar Sarjana dalam bidang Perbandingan Agama dari Fakultas Ushuluddin bidang Perbandingan Agama, IAIN Sunan Ampel Surabaya, tahun 1978.[6][1] Ia kemudian meneruskan pembelajaran ke jenjang magister dalam bidang Filsafat Islam di Fakultas Darul Ulum, Universitas Kairo, Mesir dan lulus tahun 1987. Tesisnya ditulis dalam bahasa Arab dengan judul Al-Ittijah as-Salafi fi Fikril Islami al-Haditsah bi Indunisiya (Pandangan Aliran Salaf dalam Pemikiran Islam di Indonesia; dalam bahasa Arab).[2] Pendidikan doktor dalam bidang spesialisasi 'Aqidah dan Pemikiran Islam diperoleh dari Akademi Pengajian Islam Universiti Malaya Kuala Lumpur Malaysia tahun 2006.[5] Disertasinya berjudul Konsep Tauhid Ibn Taymiyyah dan Pengaruhnya di Indonesia: Studi Kasus tentang Pengumbalan Kurikulum Pengajaran Akidah di Pondok Modern Darussalam Gontor.[7] KarierSeperti putra K.H. Imam Zarkasyi lainnya, Amal Fathullah Zarkasyi mengabdi dan mengajar di Kulliyyatul Mu'allimin al-Islamiyyah di Pondok Modern Darussalam Gontor sejak tahun 1969[1][6]. Setelah menyelesaikan studi magisternya, ia kemudian ditugaskan oleh ayahnya untuk mengajar di Institut Pendidikan Darussalam (IPD) Gontor dari tahun 1978 hingga 1980[6]. Amal kemudian ditunjuk menjadi Dekan Fakultas Ushuluddin IPD Gontor periode masa bakti 1988-2000, jabatan ini ia pegang hingga perubahan IPD menjadi Institut Studi Islam Darussalam (ISID) pada tahun 1994, dimana ia menjabat sebagai Pembantu Rektor III ISID sejak tahun 1996-2000. Kemudian, ia ditunjuk sebagai Pembantu Rektor IV ISID periode 2006-2014. Selama masa baktinya, ia mendukung dan mengurus perubahan ISID menjadi Universitas Darussalam Gontor (UNIDA Gontor). Pada 2014, Amal Fathullah Zarkasyi dikukuhkan sebagai Guru Besar (Professor) dalam bidang Ilmu Kalam, sekaligus sebagai rektor pertama UNIDA Gontor hingga tahun 2020. Pada tahun 2020, pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, Abdullah Syukri Zarkasyi wafat[8][9], dan diikuti oleh Syamsul Hadi Abdan.[10][11] Badan Wakaf Pondok Modern Darussalam Gontor, sebagai lembaga tertinggi dalam struktur organisasinya, kemudian menunjuk Amal Fathullah Zarkasyi sebagai pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, yang dengan ini secara efektif mengakhiri jabatannya di Universitas Darussalam Gontor.[4] Pemikiran dan karyaAmal Fathullah Zarkasyi menekankan posisi Ilmu Kalam dalam semesta pengetahuan Islam kontemporer. Ilmu Kalam melindungi kepercayaan ('aqidah) dari keragu-raguan (syubuhat) dan kebohongan yang berasal baik dari luar maupun dalam diri manusia.[5] Ilmu Kalam pada masa Islam Klasik berfungsi untuk menjawab tantangan filsafat terhadap 'aqidah, seperti dalam problematika Tuhan yang berjumlah (Ta'addud al-Alihah), Tuhan yang berjasad (At-Tajsim) dan serupa dengan makhluk (At-Tasybih), pengingkaran terhadap kenabian Muhammad (Inkar al-Nubuwwah), dan lain sebagainya.[12] Pada masa modern, Ilmu Kalam diubah menjadi studi 'aqidah dengan metode deskriptif historis dan pendekatan historis psikologis dan antropologis[13], yang justru bertujuan melakukan dekonstruksi dan merubuhkan struktur 'aqidah Islam sehingga menggeser posisi kebenaran agama.[14] Melihat adanya pergeseran ini, Amal Fathullah Zarkasyi berpendapat bahwa objek kajian Ilmu Kalam haruslah berupa pengukuhan hakekat agama secara umum dari tantangan kontemporer dengan segala permasalahan utamanya, seperti keberadaan Tuhan, kenabian, pembalasan, dan lain sebagainya, tanpa meninggalkan pentingnya kaidah syar'iyyah (hukum riba, waris, kaidah shalat, dsb.) yang sering dipakai untuk mengingkari kebenaran Islam.[5] Adapun tema-tema filosofis, maupun tema yang telah dibahas oleh ulama dan cendekiawan terdahulu, bergeser prioritasnya. Amal Fathullah Zarkasyi menawarkan dua metode utama dalam Ilmu Kalam untuk mengkaji objek tersebut, yakni Metode Filsafat dan Metode Ilmiah.[14] Metode Filsafat mengkaji argumentasi filosofis yang menghukumi melalui metode rasional yang berkaitan dengan insting, perasaan sosial dan etika.[13] Metode Ilmiah bertumpu pada hasil eksperimen dari penelitian yang dapat membangun pengukuhan terhadap objek Ilmu Kalam yang telah disebut sebelumnya. Tentunya, dua metode ini membutuhkan kerangka kerja pemikiran yang bebas dari aspek pemikiran skeptisisme, pragmatisme, relativisme maupun sekularisme yang terwujud dalam kerangka epistemologi Islam.[15] Selain meneliti dalam Ilmu Kalam, Amal Fathullah Zarkasyi juga aktif dalam mengenalkan pola pendidikan mu'allimin, yakni pola integrasi antara kurikulum agama dan non-agama[16] untuk pesantren-pesantren yang telah melalui proses penyetaraan (mu'adalah)[17] di Indonesia. Ia merupakan ketua umum di Forum Komunikasi Pesantren Mu'adalah,[18] forum yang berfungsi sebagai wadah komunikasi dan koordinasi bagi pesantren di Indonesia yang dinaungi oleh pemerintah Indonesia melalui Undang-Undang No. 18 tahun 2019 mengenai pendidikan pesantren.[16] Ia juga aktif berpartisipasi dalam forum-forum akademik lain, seperti seminar Internasional tentang “Islamic Philoshopy and Science”, di Pulau Penang Malaysia tahun 1989; Seminar Internasional tentang “Manahij al-Dirasah al-Islamiyah” di Universitas Islam Jakarta tahun 2003, Seminar Internasional tentang “Ba’du al-Su’ubat wa al-Tahadiyat allati Tuwajihu al-Talabah fi al-Dirasat al-’Ulya”, di Universiti Malaya Kuala Lumpur Malaysia 2007; Seminar Internasional, tentang “al-Muntada al-‘Ilmi li al-Tariqah al-Masyisyiyyah al-Syadiliyah” di Tonja Maroko tahun 2008, Seminar Internasional tentang “Tajdid al-Fikr al-Islami” di San’a University Yaman tahun 2009’ Internasional Confrence on “ASEAN Islamic Education: Change From within through Education”, Nakhorn Si Thammarat Thailand, 2010. Seminar Internasional tentang Dialog Peradaban dan Kehidupan damai antar bangsa dan agama, dengan tema “Hiwar al-Hadarat fi Nizam ‘Alami Mukhtalif al-Tabayun wa al-Insijam” di Sarajevo Bosnia 2010. Adapun beberapa karyanya adalah sebagai berikut:
Referensi
|