Allaere (LontaraBugis & Lontara Makassar: ᨕᨒᨕᨙᨑᨙ, transliterasi: Allaéré) adalah nama sebuah desa yang berada di wilayah KecamatanTanralili, KabupatenMaros, ProvinsiSulawesi Selatan, Indonesia. Desa ini berstatus sebagai desa definitif dan tergolong pula sebagai desa swasembada. Hingga saat ini, desa ini masuk dalam klasifikasi desa berkembang di Kabupaten Maros. Desa ini memiliki luas wilayah 6,16 km² dan jumlah penduduk sebanyak 2.140 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebanyak 347,40 jiwa/km² pada tahun 2017. Pusat pemerintahan Desa Allaere berada di Dusun Bontotangnga. Dulu desa ini pernah tidak aman ketika gerombolan DI/TII Kahar Muzakar masih mengganas.[1]
Sejarah
Allaere adalah nama seorang Tumanurung istri/permaisuri Raja Tanralii pertama yang bergelar Batara Tanralili (Batara Bulu). Allaere terdiri dari dua kata dalam bahasa Makassar, yaitu Alla dan Ere. Alla berarti sela-sela dan Ere adalah air, yang artinya seorang dara cantik yang berasal dan ditemukan di sebuah sungai yang bernama sungai Ballasak oleh Taja/Karaeng Bulu pada waktu itu dan akhirnya dijadikan istri/permaisuri. Keturunan beliau tersebar, antara lain ada yang bermukim di Dusun Bontotangnga Desa Allaere dan untuk mengenang beliau, namannya dijadikan nama desa, yakni Desa Allaere.
Allaere pada masa silam berada dibawah kekuasaan Distrik Tanralili, kemudian pada tahun 1965 Desa Allaere terbentuk melalui musyawarah dipimpin oleh H. A. Ali Daeng Laleng yang berkedudukan di Bontotangnga dibawah wilayah pemerintahan Kecamatan Mandai, kemudian setelah Kecamatan Mandai dimekarkan dengan Kecamatan Tanralili, maka Desa Allaere kembali berada pada wilayah Pemerintahan Kecamatan Tanralili.
Desa Allaere awalnya masuk dalam wilayah pemerintahan Kecamatan Mandai, namun pada tanggal 23 Mei 1992 desa ini masuk dalam wilayah pemerintahan kecamatan Tanralili yang dimekarkan menjadi kecamatan baru. Pemekaran wilayah tersebut berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 1992 Pasal 7 Ayat 1 & 2.
Mayoritas penduduk Desa Allaere menganut agama Islam.[2]
Etnografi
Mayoritas penduduk Desa Allaere adalah To Mangkasara' atau Suku Makassar dengan penciri penutur Bahasa Makassar Dialek Lakiung.[3] Hingga saat ini, mereka masih mempertahankan dan mengaplikasikan tradisi-tradisi adat Makassar.
Jumlah penduduk
Desa Allaere memiliki luas 6,16 km² dan penduduk berjumlah 2.580 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 418,83 jiwa/km² pada tahun 2021. Adapun rasio jenis kelamin penduduk Desa Allaere pada tahun tersebut adalah 89,29. Artinya, tiap 100 penduduk perempuan ada sebanyak 89 penduduk laki-laki. Berikut ini adalah data jumlah penduduk Desa Allaere dari tahun ke tahun:
Pengolahan bambu menjadi kerajinan tangan bernilai ekonomi, seperti bingkai foto, pajangan (kapal pinisi), miniatur rumah, lampu, asbak dan lain-lain di Dusun Biringkaloro yang dilakukan Kelompok Pengrajin Bambu Dusun Biringkaloro.
Kuliner
Telur asin
Pembuatan produk telur asing di KWT Cahaya Cambayya di Dusun Cambayya dilakukan guna menambah nilai tambah, yang selanjutnya pemasarannya dilakukan melalui media sosial yang mampu menjual sekitar 30-50 rak per minggu.
Susu kedelai
Adat dan budaya
Padendang, pesta panen dilakukan setiap tahun setelah panen. kegiatan ini bertujuan untuk mempererat hubungan silaturahmi sesama masyarakat di Desa Allaere.
Tudang sipulung, musyawarah antar kampung atau dusun yang dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi masyarakat dan menggali gagasan untuk menghasilkan usulan yang dituangkan dalam dokumen pembangunan desa selama enam tahun. Kegiatan ini dihadiri oleh tokoh masyarakat, tokoh pemuda, kepala dusun, dan lain-lain.
Mangngaru, tarian penyambutan tamu terhormat.
Perayaan maulid Nabi Muhammad SAW, dilaksanakan di rumah pemangku adat (Pinati) yang dihadiri oleh pemerintah setempat (Kepala Desa), Camat Tanralili, KUA, dan beberapa instansi lainnya serta tokoh masyarakat.
Ritual Angnganre Adak', kegiatan yang dilakukan pada saat perayaan-perayaan seperti Appalili, Maulid nabi, Perkawinan dan Kematian. Ritual Angnganre adak' dilakukan oleh pinati, kepala dusun, kepala desa, imam dusun. Ritual Angnganre adak' dilakukan di bekas wilayah Kerajaan Tanralili. Dalam tradisi ini melibatkan undangan kepala pemerintahan, tokoh agama, pemuka adat, dan famili dekat silsilah raja-raja Kerajaan Tanralili
A'langiri Kalompoang, kegiatan pembersihan pusaka adat peninggalan Kerajaan Tanralili
A'rate Juma'
Folklor Satria dari Tanralili berkuda putih melawan kolonial Belanda
Data informasi mengenai Indeks Desa Membangun (IDM) berperan membantu upaya pemerintah dalam memahami kondisi desa. Data yang diekspos sangat penting dalam perencanaan agar setiap tahun ada peningkatan status desa. Setiap tahun status desa diperbarui sesuai dengan capaian yang ada dalam indeks desa membangun. Tim ahli IDM yang menilai terdiri dari tenaga ahli bidang infrastruktur, pengembangan masyarakat desa, perencanaan partisipatif, dan pelayanan sosial dasar. IDM ini mengukur aspek indeks pembangunan desa, yakni ketahanan sosial, ketahanan lingkungan, dan ketahanan ekonomi. Indeks Desa Membangun meliputi kategori sangat tertinggal, tertinggal, berkembang, maju, dan mandiri. Kategori desa mandiri adalah kategori ideal yang ingin dicapai.
Pada tahun 2020, prestasi Indeks Desa Membangun (IDM) dari Desa Allaere mendapatkan raihan nilai 0,6703 dan diklasifikasikan dengan status desa berkembang di Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros.
^Kantor Sensus & Statistik Propinsi Sulawesi Selatan (1981). Penduduk Sulawesi Selatan, hasil registrasi penduduk 1981. Kantor Sensus dan Statistik Sulawesi Selatan.Pemeliharaan CS1: Tanggal dan tahun (link)
^ abBPS Kabupaten Maros (2011-09-26). Kecamatan Tanralili Dalam Angka 2011. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-02-18.Pemeliharaan CS1: Tanggal dan tahun (link)
^BPS Kabupaten Maros (2013-01-30). Kecamatan Tanralili Dalam Angka 2012. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-02-18.Periksa nilai tanggal di: |year= / |date= mismatch (bantuan)
^BPS Kabupaten Maros (2013-09-26). Kecamatan Tanralili Dalam Angka 2013. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-02-18.Pemeliharaan CS1: Tanggal dan tahun (link)
^BPS Kabupaten Maros (2014-09-26). Kecamatan Tanralili Dalam Angka 2014. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-02-18.Pemeliharaan CS1: Tanggal dan tahun (link)
^BPS Kabupaten Maros (2015-10-31). Kecamatan Tanralili Dalam Angka 2015. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-02-18.Pemeliharaan CS1: Tanggal dan tahun (link)
^BPS Kabupaten Maros (2016-07-29). Kecamatan Tanralili Dalam Angka 2016. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-02-18.Pemeliharaan CS1: Tanggal dan tahun (link)
^BPS Kabupaten Maros (2017-09-26). Kecamatan Tanralili Dalam Angka 2017. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-02-18.Pemeliharaan CS1: Tanggal dan tahun (link)
^BPS Kabupaten Maros (2018-09-26). Kecamatan Tanralili Dalam Angka 2018. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-02-18.Pemeliharaan CS1: Tanggal dan tahun (link)
^BPS Kabupaten Maros (2019-09-26). Kecamatan Tanralili Dalam Angka 2019. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-02-18.Pemeliharaan CS1: Tanggal dan tahun (link)
^BPS Kabupaten Maros (2020-09-28). Kecamatan Tanralili Dalam Angka 2020. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-02-18.Pemeliharaan CS1: Tanggal dan tahun (link)
^BPS Kabupaten Maros (2021-09-24). Kecamatan Tanralili Dalam Angka 2021. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2022-04-16.Pemeliharaan CS1: Tanggal dan tahun (link)
^Biro Pusat Statistik (1996). Daftar nama desa tertinggal dan tidak tertinggal menurut propinsi dan kabupaten/kotamadya di pulau [nama pulau]. Biro Pusat Statistik. ISBN9789795982777.Pemeliharaan CS1: Tanggal dan tahun (link)
Nama yang dimiringkan berarti merupakan desa wisata peringkat nasional di Indonesia berdasarkan Anugerah Desa Wisata Indonesia pada edisi 2021, 2022, dan 2023.