Al-Muwaffaq
Al-Muwaffaq diserahkan berbagai urusan dan wilayah oleh Al-Mu'tamid. Wilayah-wilayah seperti Kufah, Baghdad, As-Sawad, Dajlah, Bashrah, Ahwaz, Persia, Diyar Mudhar, Qannasrin, dan Al-Awashim diserahkan pada tahun 257 H. Penyerahan ini menyebabkan ucapan Al-Muwaffaq lebih dipatuhi daripada khilafah yang berkuasa pada saat itu. Pengangkatan Al-Muwaffaq memperbaiki kondisi umum, tetapi melemahkan kuasa khalifah.[3] PemberontakanKeahlian Al-Muwaffaq terlihat sejak pemberontakan sipil tahun 865 ketika ia bertindak sebagai komandan utama untuk pihak Al-Mu'tazz.[1] Al-Muwaffaq diberikan kuasa militer ketika kekhalifahan Abbasiyah kepemimpinan Al-Mu'tamid mengalami berbagai pemberontakan. Salah satu pemberontakan yang dapat diredam oleh Al-Muwaffaq adalah pemberontakan Zanj.[3] Pemberontakan ZanjPemberontakan ini dipimpin oleh Alawi Bashrah atau Al-Khabits Shahib Az-Zanj. Ia merupakan salah satu juru dakwah dari keluarga Ali yang tidak diketahui nasabnya. Beberapa orang dari daerah Hajar dan Bahrain mengikuti ia. Ia berpindah-pindah dari Tamim hingga ke Bashrah. Ketika di Bashrah ia menemui Ibnu Ad-Dayi yang dapat mengumpulkan berbagai budak di daerah Bashrah sehingga menimbulkan ketakutan di sana. Orang-orang yang terkumpul ini dapat mengalahkan pasukan Abbasiyah yang berada di Bashrah dan menghancurkan berbagai kota. Kota Ablah dibakar pada tahun 256 H dan daerah Bashrah diserang pada tahun 258 H.[3] Al-Muwaffaq memutuskan untuk memerangi pasukan ini dengan pasukan yang ia pimpin sendiri. Pasukan yang dipimpin oleh Al-Muwaffaq akhirnya dapat mengalahkan pemberontakan oleh orang-orang Zanj dan membunuh Ibnu Ad-Dayi pada akhir tahun 270 H.[3] Referensi
|