Ajuk-ajuk Hood
Ajuk-ajuk Hood (Mimus macdonaldi), juga dikenal sebagai ajuk-ajuk Española, adalah spesies burung dalam famili Mimidae. Burung ini endemik di Pulau Española di Kepulauan Galápagos, Ekuador, dan merupakan salah satu dari empat spesies ajuk-ajuk yang endemik di Kepulauan Galápagos. Ini ditemukan di hutan kering dan omnivora, meskipun utamanya adalah karnivora atau pemulung. Spesies ini memiliki struktur sosial yang sangat teritorial dan tidak takut pada manusia. Ini adalah satu-satunya spesies ajuk-ajuk Galápagos yang tidak dilihat atau dikumpulkan oleh Charles Darwin dalam pelayaran Beagle.[2] DeskripsiMirip dengan spesies ajuk-ajuk Galápagos lainnya, spesies ini memiliki bulu abu-abu dan coklat berbintik-bintik dengan perut putih. Ekor dan kaki yang panjang memberi burung itu penampilan yang khas. Spesies ini memiliki paruh yang panjang dan tipis, berguna untuk memasukkan telur burung laut. Spesies ini memiliki paruh terbesar di antara ajuk-ajuk Galápagos mana pun.[3] Spesies ini, bersama dengan ajuk-ajuk Galápagos lainnya, berkerabat paling dekat dengan ajuk-ajuk Bahama (Mimus gundlachii),[4] meskipun kedekatan geografisnya lebih dekat dengan ajuk-ajuk ekor panjang Ekuador (Mimus longicaudatus).[5] HabitatHabitat alaminya adalah hutan kering subtropis atau tropis dan semak kering subtropis atau tropis. Hanya ditemukan di Pulau Española, burung ini dapat ditemukan di seluruh semak kering pulau.[6] Pola makanSpesies ini memiliki pola makan omnivora, tetapi sebagian besar merupakan pemangsa atau pemakan bangkai.[3] Spesies ini akan memakan telur burung laut yang bersarang di pulau tersebut,[7] serta memakan dari hewan mati yang dibunuh oleh predator lain, seperti elang Galápagos.[6] Terkadang, seperti burung kutilang vampir, mereka akan memakan darah burung laut yang terluka. PerilakuBurung ini sangat agresif dan penasaran, serta sama sekali tidak takut pada manusia. Burung ini akan mengejar wisatawan untuk mencari makanan, minuman, atau benda yang tidak biasa.[5] Dalam beberapa kasus, spesies ini akan berusaha mendapatkan air dari wisatawan dengan mematuk botol air mereka.[8] Burung-burung memiliki struktur sosial yang kuat yang diorganisasikan ke dalam kelompok-kelompok keluarga. Sangat teritorial, kelompok-kelompok ini akan secara kooperatif berburu di dalam wilayah mereka serta mempertahankannya dari kelompok lain. Anggota kelompok yang berpangkat lebih rendah akan membantu merawat yang muda.[3] StatusBurung tersebut dianggap rentan di alam liar oleh BirdLife International terutama karena wilayahnya yang terbatas. Ekosistem yang rapuh dan risiko tinggi kondisi cuaca buruk membuat spesies ini berisiko kehilangan populasi.[1] Diperkirakan ada kurang dari 2.500 yang tersisa di alam liar.[6] Referensi
|