Afrika Timur Laut

Afrika Timur Laut

Afrika Timur Laut adalah istilah regional geografis yang digunakan untuk merujuk pada negara-negara Afrika yang terletak di dalam dan sekitar Laut Merah. Wilayah ini berada di tengah-tengah antara Afrika Utara dan Afrika Timur, dan mencakup Tanduk Afrika (Djibouti, Eritrea, Etiopia, dan Somalia), serta Mesir, Libya, Sudan, dan Sudan Selatan.[1][2][3][4]

Wilayah ini memiliki sejarah yang sangat panjang dengan ditemukannya fosil dari hominid awal hingga manusia modern dan merupakan salah satu wilayah yang paling beragam secara budaya dan bahasa di dunia, menjadi rumah bagi banyak peradaban dan terletak di jalur perdagangan penting yang menghubungkan banyak benua.[5][6][7][8][9]

Afrika Timur Laut tidak seragam secara geografis dan iklim. Secara internal, wilayah ini sangat bervariasi dalam hal ketinggian, pola curah hujan, sistem sungai, jenis tanah dan tutupan vegetasi. Dalam sebagian besar studi sejarah, wilayah ini juga terbagi lagi berdasarkan batas-batas budaya dan politik yang ketat.[10][11][12]

Agama utama di wilayah ini adalah Kristen, Islam, dan Agama Tradisional. Namun demikian, unsur-unsur Agama Tradisional dicampur adukkan dalam tingkatan yang berbeda-beda oleh kelompok etnis yang menganut agama Kristen dan Islam. Dalam beberapa komunitas etnis, anggotanya mengaku beragama Kristen atau Muslim, namun sebagian besar yang mereka praktikkan ialah Agama Tradisional.[13]

Referensi

  1. ^ White, Donald; White, Arthur P. (1996). "Coastal Sites of Northeast Africa: The Case Against Bronze Age Ports". Journal of the American Research Center in Egypt. 33: 11–30. doi:10.2307/40000602. ISSN 0065-9991. 
  2. ^ Swain, Ashok (December 1997). "Ethiopia, the Sudan, and Egypt: The Nile River Dispute". The Journal of Modern African Studies (dalam bahasa Inggris). 35 (4): 675–694. doi:10.1017/S0022278X97002577. ISSN 1469-7777. 
  3. ^ Sadr, Karim (30 January 2017). The Development of Nomadism in Ancient Northeast Africa (dalam bahasa Inggris). University of Pennsylvania Press. ISBN 978-1-5128-1854-3. 
  4. ^ Schandelmeier, Heinz; Thorweihe, Ulf (14 December 2017). Geoscientific Research in Northeast Africa (dalam bahasa Inggris). CRC Press. ISBN 978-1-351-44524-5. 
  5. ^ Mitchell, Peter; Lane, Paul (2013-07-04). The Oxford Handbook of African Archaeology (dalam bahasa Inggris). OUP Oxford. ISBN 978-0-19-162615-9. 
  6. ^ Klees, Frank; Kuper, Rudolph (1992-01-01). New light on the Northeast African past : current prehistoric research: Contributions to a symposium, Cologne 1990 (dalam bahasa Inggris). Heinrich-Barth-Institut. 
  7. ^ Hepburn, H. Randall; Radloff, Sarah E. (2013-03-14). Honeybees of Africa (dalam bahasa Inggris). Springer Science & Business Media. ISBN 978-3-662-03604-4. 
  8. ^ Daniel, Kendie (1988). NORTHEAST AFRICA AND THE WORLD ECONOMIC ORDER. Michigan, US. hlm. 69–82. 
  9. ^ Project MUSE. (2020). Northeast African Studies. Retrieved March 22, 2020. "This distinguished journal is devoted to the scholarly analysis of Ethiopia, Eritrea, Djibouti, Somalia, and Sudan, as well as the Nile Valley, the Red Sea, and the lands adjacent to both."
  10. ^ Johnson, Douglas H.; Anderson, David M. (26 June 2019). The Ecology Of Survival: Case Studies From Northeast African History (dalam bahasa Inggris). Routledge. hlm. 1–15. ISBN 978-1-000-31615-5. 
  11. ^ Reid, Richard J. (24 March 2011). Frontiers of Violence in North-East Africa: Genealogies of Conflict Since C.1800 (dalam bahasa Inggris). Oxford University Press. hlm. 1–25. ISBN 978-0-19-921188-3. 
  12. ^ Kendie, Daniel (1988). "Northeast Africa and the World Economic Order". Northeast African Studies. 10 (1): 69–82. ISSN 0740-9133. JSTOR 43661171. 
  13. ^ Ali, Mohammed (1996). Ethnicity, Politics, and Society in Northeast Africa. University Press of America. ISBN 9780761802839. 
Kembali kehalaman sebelumnya