Adrin Kahar
Drs. Adrin Kahar, Ph.D (Hon) (30 November 1929 – 1 Desember 2009) adalah seorang pejuang kemerdekaan, pengajar dan politisi Indonesia. Ia merupakan salah seorang pendiri dan rektor yang ke-2 Universitas Bung Hatta, Padang, Sumatera Barat, yang menjabat dari tahun 1985-1990, setelah menggantikan rektor yang pertama, Prof. Dr. H. Agustiar Syah Nur, MA., yang menjabat dari tahun 1981-1985.[1] RiwayatKehidupanAdrin Kahar lahir di Solok pada 30 November 1929 dari pasangan Kaharudin Dt. Rangkayo Basa (ayah) dan Mariah (ibu) yang berasal dari Bayur, Maninjau, Agam, Sumatra Tengah. Ia merupakan anak sulung dalam keluarganya. Ayahnya pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Sumatra Tengah dan kemudian menjadi Gubernur Sumatera Barat yang pertama. Sedangkan adiknya, Djohari Kahar pernah menjabat Ketua DPRD Sumatera Barat selama dua periode dan satu periode sebagai anggota DPR-RI, serta Amrin Kahar, pernah menjabat Dirjen Tanaman Pangan dan Hortikultura Departemen Pertanian, serta anggota DPR-RI mewakili Sumatera Barat dari tahun 1997-1999. Adrin Kahar meninggal dunia pada 1 Desember 2009 pada usia 80 tahun di RS Ibnu Sina Yarsi, Padang dan dimakamkan di TPU Tunggul Hitam, Padang, di samping makam ayahnya, Kaharudin Datuak Rangkayo Basa.[2] PendidikanAdrin Kahar menamatkan pendidikan dasarnya di kota Padang pada masa pendudukan Jepang pada tahun 1943. Sedangkan pendidikan SMP ia tempuh di dua kota, yatu Padang dan Bukittinggi, dan selesai pada tahun 1947. Selanjutnya ia meneruskan ke SMA, masih di Bukittinggi, namun sempat terputus dengan terjadinya Agresi Militer Belanda II pada akhir tahun 1948. Ia akhirnya ikut berjuang dengan bergabung ke dalam korp Tentara Pelajar (TP) Sumatra Tengah. Dalam korp tersebut ia seangkatan dengan Awaluddin Djamin yang di kemudian hari menjadi Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri). Ia baru kembali ke bangku pendidikan setelah usainya perang kemerdekaan dengan menyelesaikan pendidikan SMA-nya di Bukittinggi pada tahun 1951. Setelah itu ia melanjutkan ke perguruan tinggi dengan kuliah di Jurusan Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, yang baru bisa diselesaikan pada tahun 1962, karena ia kuliah sambil mengajar di SMP dan SMA serta kemudian menjadi asisten dosen di ITB. Referensi
Pranala luar
|