Abu'l-Fadl al-IsfahaniAbul Fadl al-Isfahani, juga dikenal sebagai Isfahani Mahdi, adalah seorang pemuda Persia yang pada tahun 931 M dinyatakan sebgai "Tuhan yang berinkarnasi" oleh pemimpin Qaramitah dari Bahrayn, Abu Tahir al-Jannabi. Namun, pemimpin baru apokaliptik ini menyebabkan masalah besar dengan menolak aspek-aspek tradisional Islam, dan mempromosikan hubungan dengan Zoroastrianisme.[1] Abu Tahir mengira bahwa dia telah mengidentifikasi Mahdi sebagai seorang tahanan muda Persia dari Isfahan dengan nama Abul Fadl al-Isfahani, yang mengaku sebagai keturunan raja Sassaniyah.[2][3][4][5][6] Al-Isfahani dibawa kembali ke Bahrayn setelah serangan ke Irak pada tahun 928.[7] Pada tahun 931, Abu Tahir menyerahkan wilayah itu kepada Khalifah Mahdi, yang dikatakan sebagai seorang Zoroastrian yang memiliki sentimen anti-Arab. Dia menerapkan kembali pemujaan terhadap api dan terlibat dalam pembakaran buku-buku agama selama pemerintahan delapan puluh hari. Isfahani juga diperkirakan memiliki hubungan dengan ortodoksi Zoroastrian yang sudah mapan sebagai imam besar Zoroastrian. Esfandiar Adarbad dieksekusi oleh Khalifah Abbasiyah setelah dituduh terlibat dengan Abu Tahir.[8] Puncak pemerintahannya adalah eksekusi anggota keluarga terkemuka Bahrayn, termasuk anggota keluarga Abu Tahir.[9] Akhirnya saudara laki-laki Abu Tahir, Sa'id, membunuh Abul Fadl setelah memerintah selama delapan puluh hari.[10] Catatan lain mengatakan karena takut akan nyawanya sendiri, Abu Tahir mengumumkan bahwa dia telah salah dan mengatakan Abul Fadl sebagai Imam Mahdi palsu.[11] Abul Fadl memohon pengampunan dari tokoh lainnya, tetapi akhirnya Abu Tahir mengeksekusinya. Referensi
Sumber
|