ABM Investama
PT ABM Investama Tbk adalah sebuah perusahaan pertambangan batu bara yang berkantor pusat di Jakarta. Selain di bidang batu bara, perusahaan ini juga berbisnis di bidang logistik, rekayasa peralatan, penjualan bahan bakar dan pelumas, serta pembangkitan listrik.[2][3] Sejarah1970 - 2009Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tanggal 23 Desember 1970 saat Achmad Hadiat Kismet Hamami mendirikan PT Trakindo Utama sebagai satu-satunya distributor resmi dari alat berat dan mesin buatan Caterpillar di Indonesia. Pada tanggal 19 Maret 1977, PT Trakindo Utama mendirikan PT Sanggar Sarana Baja untuk berbisnis di bidang perancangan dan pabrikasi komponen alat berat. Pada tanggal 27 Maret 1992, PT Trakindo Utama juga mendirikan PT Sumberdaya Sewatama agar dapat berbisnis di bidang penyewaan genset untuk berbagai keperluan proyek. Secara terpisah, pada tanggal 8 April 1997, PT Cipta Kridatama didirikan sebagai sebuah perusahaan penyewaan alat berat, dan pada tanggal 9 Mei 1997, PT Cipta Krida Bahari juga didirikan sebagai sebuah perusahaan ekspedisi muatan. PT Cipta Kridatama kemudian beralih ke bisnis kontraktor penambangan. Pada tanggal 16 Agustus 2000, PT Tiara Marga Trakindo didirikan sebagai perusahaan induk untuk PT Trakindo Utama. Pada tanggal 28 November 2006, PT Cipta Krida Bahari mendirikan PT Alfa Trans Raya untuk berbisnis di bidang pengapalan, terutama di sektor yang terkait dengan industri energi. Pada tanggal 18 Desember 2007, ABM Group mengakuisisi PT Tunas Inti Abadi yang memiliki konsesi tambang batu bara di Kalimantan Selatan. Pada bulan Agustus 2009, PT Tiara Marga Trakindo mengakuisisi perusahaan ini yang saat itu masih bernama PT Adiratna Bani Makmur. Nama perusahaan ini lalu diubah menjadi PT ABM Investama, dan kemudian dijadikan pemilik mayoritas saham PT Sanggar Sarana Baja, PT Sumberdaya Sewatama, PT Cipta Krida Bahari, dan PT Tunas Inti Abadi. Selain itu, perusahaan ini juga mengakuisisi minoritas saham PT Cipta Kridatama. 2010 - 2015Pada tanggal 19 Oktober 2010, perusahaan ini mendirikan PT Reswara Minergi Hartama sebagai subholding untuk bisnis pertambangan batu baranya. Pada tanggal 10 Desember 2010, perusahaan ini resmi menjadi pemegang mayoritas saham PT Cipta Kridatama. Pada tanggal 14 Desember 2010, AHK Holdings Pte Ltd mengalihkan seluruh obligasi konversi perusahaan ini yang mereka pegang ke Valle Verde Pte Ltd, perusahaan terafiliasi lain yang juga berkedudukan di Singapura. Pada tanggal 20 Desember 2010, PT Reswara Minergi Hartama mendirikan PT Pelabuhan Buana Reja untuk mengelola pelabuhan tempat pengiriman batu bara yang diproduksi oleh PT Tunas Inti Abadi. Pada tanggal 31 Maret 2011, Valle Verde Pte Ltd melakukan konversi terhadap obligasi konversi yang mereka pegang, sehingga mereka resmi memegang 64,71% saham perusahaan ini. Pada tanggal 23 Mei 2011, perusahaan ini mendirikan PT Nagata Bisma Shakti dan PT Pradipa Aryasatya untuk berbisnis di bidang pembangkitan listrik berbasis energi terbarukan. Pada tanggal 26 Mei 2011, PT Cipta Krida Bahari mendirikan PT Baruna Dirga Dharma agar dapat berbisnis di bidang pengoperasian tongkang dan kapal tunda untuk mengangkut batu bara. Pada tanggal 26 Juni 2011, PT Sanggar Sarana Baja mendirikan PT Prima Wiguna Parama untuk mengelola penanganan peralatan industri energi. Dua hari kemudian, PT Reswara Minergi Hartama mengakuisisi PT Media Djaya Bersama, serta operator dari dua konsesi batu bara di Aceh, yakni PT Mifa Bersaudara dan PT Bara Energi Lestari. Pada tanggal 6 Desember 2011, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 18 Januari 2012, perusahaan ini mendirikan PT Nagata Dinamika sebagai perusahaan induk untuk bisnis pembangkitan listrik berbasis energi terbarukannya yang terletak di Indonesia bagian timur. Pada tanggal 29 April 2013, perusahaan ini mendirikan PT Nagata Dinamika Hidro Madong untuk mengoperasikan sebuah pembangkit listrik di Madong, Toraja Utara. Pada tahun 2014, perusahaan ini mendirikan PT Punggawa Nagata Dinamika Hidro, PT Pradipa Aceh Daya, PT Nagata Bio Energi, PT Nagata Dinamika Hidro Buakayu Ulu, PT Nagata Dinamika Hidro Buakayu, dan PT Nagata Dinamika Hidro Pongko, masing-masing untuk mengoperasikan sebuah pembangkit listrik di Punggawa, Aceh, Sukadamai, Buakayu Ulu, Buakayu, dan Pongko. Pada tahun 2015, perusahaan ini mendirikan PT Dianta Daya Embara untuk berbisnis di bidang jasa kurir, dan juga mendirikan PT Nagata Biogas Dwienergi untuk mengoperasikan sebuah pembangkit listrik tenaga biogas. 2016 - sekarangPada tanggal 25 Oktober 2016, perusahaan ini mengambil alih PT Pradipa Aceh Daya, dan mengubah namanya menjadi PT Anzara Janitra Nusantara. Pada tanggal 16 November 2016, PT Anzara Janitra Nusantara mengambil alih seluruh saham PT Nagata Dinamika yang dipegang oleh PT Nagata Bisma Shakti. Pada tanggal 22 November 2016, PT Nagata Dinamika mengambil alih seluruh saham PT Nagata Bio Energi dan PT Nagata Biogas Dwienergi yang dipegang oleh PT Nagata Bisma Shakti. Pada tanggal 24 November 2016, PT Anzara Janitra Nusantara dan PT Sumberdaya Sewatama mendirikan PT Andara Candria Energi. Pada tanggal 2 Mei 2017, perusahaan ini mengakuisisi 99% saham PT Prima Wiguna Parama yang sebelumnya dipegang oleh PT Sanggar Sarana Baja, dan memfokuskan PT Prima Wiguna Parama sebagai sebuah perusahaan perdagangan BBM untuk sektor industri dan pertambangan. Pada tanggal 16 November 2017, bersama PT Sammitr Motor Indonesia, PT Sanggar Sarana Baja mendirikan PT SSB Sammitr Distribution untuk berbisnis di bidang penyediaan suku cadang kendaraan alat berat / truk. Pada tanggal 28 Desember 2017, PT Cipta Krida Bahari mengambil alih seluruh saham PT Pelabuhan Buana Reja yang sebelumnya dipegang oleh PT Reswara Minergi Hartama. Pada tanggal 30 November 2018, PT Godra Investama Mandiri resmi menjadi pemegang mayoritas saham PT Sumberdaya Sewatama. Pada tanggal 26 April 2019, perusahaan ini mendivestasi saham PT Nagata Dinamika Hidro Madong. Pada tanggal 14 Agustus 2019, PT Reswara Minergi Hartama mengambil alih mayoritas saham PT Nagata Hidro Buakayu yang sebelumnya dipegang oleh PT Nagata Dinamika, dan mengubah nama perusahaan tersebut menjadi PT Agata Nugraha Nastari. Pada tanggal 31 Oktober 2019, melalui PT Agata Nugraha Nastari, perusahaan ini resmi memegang 10% saham PT Multi Harapan Utama. Pada tanggal 13 Januari 2020, PT Sammitr Motor Indonesia meningkatkan kepemilikan sahamnya di PT SSB Sammitr Distribution menjadi 60%, sehingga saham yang dipegang oleh PT Sanggar Sarana Baja terdilusi menjadi 40%. Pada tanggal 21 Desember 2020, PT Pelabuhan Buana Reja mengambil alih aset kepelabuhanan milik PT Tunas Inti Abadi yang berlokasi di Kalimantan Selatan. Pada tanggal 18 Oktober 2021, PT Reswara Minergi Hartama mengalihkan 20% saham PT Media Djaya Bersama ke PT Inti Murni Kencana.[2][3] ManajemenBerikut Daftar Komisaris dan Direksi PT ABM Investama Tbk dari situs resminya: Dewan Komisaris:
Direksi:
Chief:
Slogan PerusahaanEmpowering Energy PenghargaanABM Investama meraih :
Referensi
|